Soal Ancaman Tembakan Peluru Nyasar ke Gedung Parlemen

Nasional367 Dilihat
(Foto : Net/ISt)

Jakarta : Ruang kerja anggota Fraksi PAN Totok Daryanto diduga terkena peluru nyasar. Totok meminta kepolisian segera mengungkapkan peristiwa tersebut.

“Karena ini menyangkut lembaga DPR, tempat yang strategis dan dilindungi negara, jadi kepolisian harus mengungkap dengan jelas, mengumumkan secara transparan kepada masyarakat latar belajang dari peluru nyasar ini apa,” kata Totok saat dihubungi, Rabu (17/10/2018).

Alasannya, agar peristiwa ini tak dipolitisasi. Totok tak ingin hal ini memperkeruh situasi di tahun politik. Dia meminta pelaku penembakan dijatuhkan hukum setimpal.

“Saya tidak menambah keruhnya suasa politik di Indonesia karena ini bulan-bulan politik, peristiwa yang terjadi di DPR itu selalu dikait-kaitkan dengan suasana politik nasional, itu akan menambah suasana tidak kondusif. Harus segera diungkap apakah ini kebetulan atau sengaja. Yang salah dihukum setimpal,” ucapnya.

Totok berharap kejadian serupa tak terulang. Dia mengimbau pengamanan di kawasan lapangan latihan tembak diperketat.

“Kemudian yang penting ke depan harus diatasi masalahnya. Jangan terjadi lagi hal-hal seperti ini. Jadi pengamanan di tempat latihan harus lebih ketat lagi supaya nggak terjadi peluru nyasar dan penggunaan jenis senjata untuk latihan kan harusnya nggak sampai seperti ini bisa sampai DPR,” jelas Totok.

Ruangan Totok berada di lantai 20 gedung Nusantara I, DPR. Selain itu, ruangan Vivi Sumantri Jayabaya dari Fraksi Demokrat di lantai 10 juga ditemukan peluru. Polisi menyebut peluru yang baru ditemukan hari ini sama dengan kejadian hari Senin (15/10).

“Iya, sama,” kata Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik Puslabfor Polri Kombes Ulung Sanjaya saat dimintai konfirmasi.

Sementara itu pihak Polisi menyebut peluru yang baru ditemukan hari ini sama dengan kejadian hari Senin (15/10). Peluru hari ini ditemukan di ruang anggota Fraksi Demokrat dan PAN.

“Iya, sama,” kata Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik Puslabfor Mabes Polri Kombes Ulung Sanjaya saat dimintai konfirmasi, Rabu (17/10/2018).

Terkait peluru nyasar dari tembakan hari Senin (15/10), polisi menetapkan dua orang tersangka berinisial IAW dan RMY .Pelaku menggunakan senjata yang berada di gudang saat berlatih di lapangan tembak.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta pada jumpa pers, Selasa (16/10) mengatakan tersangka IAW gugup karena senjata yang dipakainya menggunakan switch customize. IAW tak biasa menggunakan senjata yang dimodifikasi.

“Untuk sore hari ini kami ingin menjawab bahwa latar belakang ini karena tidak sengaja akibat yang bersangkutan gugup pada saat menekan pelatuk di mana senjata ini diubah yang standar ditambahin alat namanya switch customize ini sehingga bisa berubah menjadi otomatis, 4 peluru atau 5 peluru yang masuk langsung bisa lepas,” ujarnya.

“Pada saat itu yang bersangutan mengisi 4 peluru, oleh karena itu begitu ditembakkan sempat naik k atas, sehingga peluru itu lah yang didapat di 1313 dan 1601,” sambung Nico.

Terkait kasus peluru nyasar, Senin (15/10), barang bukti yang diamankan dalam kasus ini adalah satu pucuk senjata api jenis glock 17, 9×19 buatan Austria, warna hitam cokelat, 3 buah magazine berikut 3 kotak peluru ukuran 9×19.

Selain itu, polisi juga menyita satu pucuk senjata api merek AKAI Costum buatan Austria kaliber 40 warna hitan, dua buah magazine, berikut 1 kotak peluru ukuran 40.

Sumber : Ringkasan Detik.com

Komentar