Bandar Lampung, (Metropolis) – PKBM Nusa Indah bersama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Bandarlampung mendorong para narapidana untuk mendapatkan hak pendidikan.
Salah satunya dengan program kejar paket A hingga paket C yang juga bersinergi dengan program dinas terkait.
Lapas kelas I Bandarlampung sudah melakukan kerjasama dengan PKBM Nusa Indah sejak 2019 untuk memenuhi hak dasar narapidana dalam bidang pendidikan.
Hal tersebut diakui oleh Kepala Bidang Pembinaan Lapas Rajabasa, Tri Wahyu Santosa yang membenarkan jika PKBM Nusa Indah telah melakukan kegiatan belajar mengajar di lapas tersebut sejak 2019.
Wahyu mengatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada PKBM yang dipimpin oleh Ibu Purwigati tersebut yang sudah melakukan kegiatan belajar mengajar selama lima tahun ini secara gratis kepada narapidana yang ada di lapas tersebut.
Ia mengatakan jika kegiatan belajar mengajar tersebut dilakukan dua kali dalam seminggu, baik secara tatap muka langsung maupun dilakukan secara daring (dalam jaringan).
“Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Purwigati selaku kepala PKBM Nusa Indah yang sudah turut serta membantu agar warga binaan di sini setelah keluar dari sini bisa percaya diri untuk dapat kerja setelah mereka mendapatkan ijazah melalui program paket ini,” jelas Kepala Bidang Pembinaan Lapas I Bandarlampung, Tri Wahyu Santosa kepada awak media, Jum’at (13/9/2024).
Wahyu berharap pembinaan di dalam rutan semakin maksimal sehingga para narapidana bisa memperoleh akses dan pendidikan yang layak agar punya bekal ketika, sudah bebas.
Pihaknya pun sudah menyiapkan jaringan internet agar warga didikan tetap dapat melakukan pembelajaran jarak jauh.
Ia pun menjelaskan sebelum terjadi kebakaran beberapa waktu lalu, pihaknya sudah memiliki kelas sebanyak 3 ruangan.
Namun pasca kebakaran, para warga binaan tersebut harus belajar dengan ruangan yang tersekat – sekat karena hanya memiliki satu ruangan saja.
“Dan itu pun harus bergantian dengan kegiatan lainnya sehingga saat ini memang masih keterbatasan fasilitas ruangan saja. Namun hal ini tidak mengurangi antusias warga binaan untuk tetap semangat melakukan kegiatan belajar mengajar,” kata Wahyu.
Wahyu pun mengatakan hingga saat ini, warga binaan lapas tersebut yang mengikuti kejar Paket A hingga Paket C sebanyak 70 orang. Hanya saja, Wahyu akui yang sudah tercatat di Dapodik baru sebanyak 36 orang warga binaan saja.
“Baru 36 orang yang tercatat di Dapodik karena sisanya masih terkendala pada pemberkasan seperti Kartu Keluarga, KTP dan Akta Kelahiran sebagai data pendukung yang masih akan menyusul,” kata Wahyu.
Di sisi lain, Suyanto, warga binaan yang sudah menjalani masa tahanan selama 5 tahun dari 15 tahun masa tahanan, mengatakan dirinya mengikuti program paket A dan merasa berterima kasih kepada Ibu Purwigati yang sudah membantunya untuk mendapatkan ijazah tanpa dipungut biaya.
Saat ditanya terkait motivasi dirinya dalam mengikuti program paket tersebut, Suyanto mengatakan ketika dirinya bebas dari masa tahanan ini, ia sudah memilki ijazah sehingga ia dapat mencari pekerjaan tanpa terkendala dengan ijazah lagi.
“Saat keluar nanti, saya mau kerja sebagai buruh pabrik dengan ijazah ini. Terima Kasih kepada Ibu Purwigati yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti sekolah paket ini tanpa meminta biaya,” ucap Suyanto terharu.
Red
Komentar