Tiga Perisai Benteng Terakhir Penjaga Pulau Seribu

Nasional66 Dilihat

Kepulauan Seribu, Metropolis – Menilik lebih dekat keseriusan PT Pertamina menyelamatkan area ekstrim melalui perisai mangrove sebagai ‘benteng terakhir’ bertahannya mitigasi air laut di kepulauan Seribu DKI Jakarta.

Bakti PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) untuk negeri melalui program non bisnis atau Corporate Social Responsibility (CSR) ini patut diacungi jempol karena menyelaraskan antara Conservation & Energizing untuk indonesia.

“Program ini berada di kelurahan Pulau Harapan dan pulau kelapa Kepulauan Seribu Utara, DKI Jakarta. diharapkan mampu menciptakan keseimbangan, menjaga kehidupan dengan mendorong kepedulian masyarakat untuk menularkan semangat konservasi alam,” kata Head of Communication, Relations & CID di PT Pertamina Hulu Energi OSES, Indra Darmawan, Rabu (27/08/2025).

Pulau yang dihuni penduduk sekitar 2933 jiwa ini terdiri dari 40 persen wirausaha, 40 persen nelayan dan 20 persen profesi lain seperti pegawai negeri dan lainnya.

Pulau ini salah satu lokasi tiga program prioritas penyaluran CSR dari PT Pertamina khususnya PHE OSES yakni, Seribu Asa – Selamatkan Generasi dari Gizi Buruk dan Stunting Bersama Pertamina
Pelaut Tangguh – Peningkatan Pendapatan Nelayan yang Tanggap, Guyup, dan Humanis
Tiga Perisai – (Mitigasi Perubahan Iklim dan Konservasi)

Tiga Perisai

Program ini fokus pada mitigasi perubahan iklim dan konservasi di Kepulauan Seribu DKI Jakarta, adapun item kegiatanya seperti pelestarian penyu sisik, penanaman mangrove, penanaman terumbu karang, serta pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas.

Program tiga perisai ini juga sudah berhasil melepaskan lebih dari 6.500 ekor tukik penyu sisik,126.000 batang mangrove dan 500 batang pohon kelapa dan transplantasi karang di area seluas 300 meter persegi.

Atas capaian kegiatan ini juga Pertamina Hulu Energi (PHE) OSES telah diganjar berbagai penghargaan yakni PR Indonesia Awards (PRIA) 2025 dan Derap Kerja Sama Jakarta (DKJ) Award 2025.

Dimulai Sejak 2019

Di kelurahan Pulau Harapan ini. Masyarakat memanfaatkan mangrove jenis bakau rejofora stelosa sebagai benteng utama mitigasi air, media pasirnya banyak, lumpurnya sedikit menyesuaikan kondisi pulau seribu.

Program berkelanjutan dari tahun 2019 yang dinamai ‘Tiga Perisai’ ini adalah respon dari degradasi perlakuan manusia terhadap alam sekitar, seperti ekploitasi pasir dan batu yang berakibat pada kurang ramahnya ekosistem laut bahkan berkurangnya wilayah daratan di kepulaun seribu.

Keunggulan Rhizophora Stylosa

Jenis Rhizophora Stylosa cocok untuk area ekstrim dikepulauan seribu yang rawan terhadap ombak besar apalagi saat musim angin timur dan barat.

“Akar nafas bibit ini bercabang, dia mampu menangkap hamparan ombak, sistem tanam rumpon agar dia berkoloni, sehingga kokoh. Dari beberapa prototype inilah yang paling tepat di pulau seribu termasuk zona inti,” kata mitra konservasi PHE OSES Bapak Mustafa didampingi bapak Iskandar saat menemani wartawan melihat pembibitan mangrove Jenis Rhizophora Stylosa.

Mustafa dan Iskandar keduanya adalah ketua sentra penyuluhan konservasi perdesaan (SPKP) setempat, dimana pak Mustafa selaku ketua SPKP Alang Bondo dan Pak Iskandar selaku Ketua SPKP Bintang Laut.

Mengangkat Derajat Ekonomi Warga

Pernyataan kedua kepala SPKP juga diperkuat oleh warga lain selaku penggiat mangrove yang juga sempat menggeluti SPKP sebelumnya beliau adalah Pak ishat (57).

Ia menuturkan, penanaman dan pemilihan lokasi yang benar pada beberapa macam mangrove sangatlah penting sebagai tanaman pelindung pantai, baik itu bakau, kelapa, pohon buto, ketapang dan ngamplong.

“Artinya sangat dibutuhkan untuk melindungi dari terpaan ombak, menjaga hewan seperti kepiting bakau, ikan dan terumbu karang, daripada menanggulangi lebih baik melakukan konservasi,” tutur Ishat yang sempat menjadi perangkat RW Senior di pulau Harapan, kecamatan Pulau Seribu Utara, DKI Jakarta.

Pembinaan berbagai sektor oleh PHE OSES ini kata pak Ishat, juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

“Kan banyak tu bantuanya, kelompok koperasi, pembinaan nelayan, semua mempekerjakan penduduk sini, artinya program demi program bermanfaat sebagai penambah penghasilan warga, lihat sekarang mindset mereka terbuka, usahanya sudah merambah mereka bikin kerupuk, pengusaha homestay dan agen wisata,” kata Pak Ishat dipojok area pembibitan saat diwawancarai Metropolis.co.id.

Konservasi Menambah Luasan Pulau

Ada dampak baik dari konservasi mangrove, ia mampu menambah luasan pulau. Salah satunya Kelurahan Pulau Harapan, kecamatan Kepulauan Seribu Utara, DKI Jakarta.

“Dari tahun 2021 luas area daratan pulau harapan hanya 7,6 HA, namun kini pada 2025 terjadi penambahan luasan menjadi sekitar 10 HA,” ujar Lurah Pulau Harapan, Pak yusup pada Mertopolis.co.id saat diwawancarai didepan kantor kelurahan, Rabu 27 Agustus 2025.

Namun dari berbagai manfaat tentu ada minusnya kata pak yusup.

“Ada dampak negatifnya, misal ada hanyutan ular dan bertambahnya agas, tapi itulah benteng terakhir kita dikepulauan ini,” ucap pak Yusuf.

Ia juga menyampaikan pesan bahwa saat ini perlu penambahan faskes di Kepulan Harapan.

“Kita ada juga pesan ya, bahwa perlu penambahan Faskes untuk ibu hamil yang melahirkan, kalau ada pendarahan itu kan perlu tindakan lanjut, nah perlu penambahan fasilitas, kalau dirujuk kan jauh ke daratan,” demikian pak Yusuf.

Berkurangnya Ekploitasi Pasir

Strategi penanaman mangrove itu lakukan untuk mengurangi area pasir dan batu yang disenangi manusia tak bertanggungjawab, bukan dari unsur konservasi saja tapi pemberdayaan masyarakat.Sehingga penting sebagai perisai tangguh bagi penduduk dari mitigasi bencana.

Jadi ‘Benteng Terakhir’

Penanaman mangrove rejofora stelosa berfungsi sebagai penopang dan habitat biota laut, ekosistem hewan dilaut bisa terlindungi dengan adanya mangrove.

“Ini sangatlah penting bisa jadi perisai (Benteng Terakhir), penopang pulau-pulau, mengurangi abrasi, ketika pasang bisa mejadi tahanan palang alami,” begitu uraian singkat namun memiliki arti mendalam dari Risky selaku pengendali ekosistem dari balai Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Hamparan bakau rejofora stelosa yang kini menjadi penyangga atau ‘benteng terakhir’ kepulauan seribu, menjadi mata rantai elaborasi kehidupan, pusaran ekosistem, hewan dan peran manusia di alam.

Dikeahui, PHE OSES aktif menjalankan berbagai program keberlanjutan di berbagai bidang seperti pemberdayaan nelayan, penciptaan makanan magot untuk budidaya ikan oleh nelayan, konservasi mangrove, transplantasi terumbu karang bahkan pembesaran kimia raksasa.

PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) bergerak di bidang hulu minyak dan gas (migas), yang mencakup kegiatan eksplorasi dan produksi migas. Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero).

Sedangkan CSR PHE OSES adalah program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dari PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES).

Poetra

Komentar