Prodi Profesi Ners Umitra Indonesia Gelar Seminar Nasional

Nasional265 Dilihat
Prodi Profesi Ners Umitra Indonesia Gelar Seminar Nasional Keperawatan

Bandar Lampung : Program studi (rodi) Profesi Ners, Fakultas Kesehatan Universitas MiTRA Indonesia menyelenggarakan Seminar Nasional Keperawatan di Ballroom Kampus Umitra Indonesia yang beralamat di Jl. ZA. Pagar Alam No.7 Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar lampung. Sabtu (29/06/2019).

Acara yang berlangsung dari pukul 9.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB, dibuka oleh Rektor Universitas MiTRA Indonesia yang diwakili oleh Wakil Rektor I, dr. Zamahsjari Sahli.,MKM.,AAAK dan juga dihadiri oleh Wakil Rektor II, Dr. Ir. Maria Septijantini Alie.,MM, Wakil Rektor III, Armen Patria.,S.Kp.,MM.,M.Kes dan Dekan Fakultas Kesehatan, Achmad Djamil, SKM.,M.Kes.

Tema yang diangkat adalah ‘The Golden Periode Comprehensive for Cerebrovaskuler disease (Stroke)’.

Seminar ini dihadiri oleh 400 peserta, terdiri dari dosen, mahasiswa, akademisi dan masyarakat umum yang berasal dari Lampung, Palembang bahkan ada peserta yang dari Jakarta.

Pembicara dalam seminar nasional ini adalah I Made Kariasa., S.Kp.,MM.,M.Kep.,Sp.KMB, Dosen Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta, Ns.Dyah Rita Wulangun.,S.Kep.,M.P.H, Praktisi/Perawat RS Imanuel Bandar Lampung, Ns.Budi Antoro.,M.Kep, Kepala Program Studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners Umitra Indonesia dan Ns.Fajar Yudha.,M.Kep, Dosen Fakultas Kesehatan Umitra Indonesia.

Ketua Panitia seminar nasional, Agung Prasetyo.,S.Kep, menyatakan latar belakang topik ini diangkat karena melihat penderita stroke tidak hanya bisa ditangani oleh salah satu profesi saja.

“Mereka memerlukan kerja sama rumpun disiplin ilmu agar penyakitnya bisa benar-benar sembuh,” ungkapnya.

Menurut Agung, hal itu disebabkan banyaknya aspek yang perlu diperhatikan untuk menangani penderita stroke, seperti promotif, preventif, rehabilitasi, dan lainnya. Dengan demikian, bidang yang diperlukan tidak hanya dari kedokteran saja, bahkan profesi di luar medis juga diperlukan.

Achmad Djamil, SKM.,M.Kes, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia, berpendapat bahwa kesehatan dalam pandangan PBB merupakan salah satu yang terpenting. Hal itu dengan melihat penempatan poin tersebut pada posisi tiga dari tujuh belas poin yang ada.

Oleh karena itu, menurut Djamil, seminar nasional ini mengelaborasikan permasalahan stroke dengan SDGs.

“Program ini menjadi wadah untuk memitigasi sebelum terjadi stroke. Selain itu, kita juga berupaya untuk membangun kolaborasi antar profesi melalui ini sehingga menjadi kekuatan besar untuk penanganan stroke,” ujarnya.

I Made kariasa.,S.Kp., MM.,M.Kep.,Sp.KMB, salah satu pembicara dalam seminar nasional ini sekaligus Dosen Keperawatan medikal bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta, mengakui permasalahan ini penting untuk diangkat.

“Emosi penderita stroke lebih tidak stabil, suka naik turun dibanding mereka yang tidak. Saya setuju jika ditangani antar profesi sehingga proses penyembuhannya mungkin akan semakin cepat,” ungkapnya.

Made berharap dengan seminar nasional ini akan membuat penanganan untuk penderita stroke lebih baik ke depannya.

“Untuk yang hadir disini, ilmu yang didapat nanti bisa dibagikan, minimal kepada keluarganya, lebih lagi untuk lingkungan sekitarnya,” Pungkasnya.

Red/Rls/Heri

Komentar