Blitar, (Metropolis.co.id) – Warga masyarakat Desa Karangsono, Kecamatan Kanigoro, menggelar upacara adat di kedung Sumber Golek atau Dam Dawuhan. Upacara adat yang juga sering disebut dengan Kirim Sumber Golek adalah bentuk wujud rasa syukur masyarakat kepada sang maha pencipta atas segala sesuatu yang diberikan-Nya selama ini.
Upacara Kirim Sumber Golek merupakan adat budaya tradisi peninggalan nenek moyang dahulu. Kegiatan ini tak pernah luntur oleh perkembangan peradaban moderen.
Kepala Desa Karagsono, Bagas Nanggolo Yudho Dili Prasetiyono, menceritakan, Sumber Golek adalah sebuah mata air yang hingga sekarang ini air nya bisa dinikmati oleh masyarakat desa setempat dan sekitarnya.
Konon ceritanya, semua itu berkat jasa pengorbanan kepala desa Tlogo yang disebutnya Mbah Palang. Cerita yang melegenda dari mulut ke mulut, Mbah Palang bersumpah, bila berhasil membangun Dam dan tidak jebol, Mbah Palang rela jadi tumbalnya.
Nampaknya ucap sumpah itu memang benar terjadi, begitu bangunan yang diidam-idamkan banyak orang ini selesai dibangun dan tidak jebol, Mbah Palang secara tiba-tiba juga raib bersama kereta kuda atau Bendi yang dikendarainya ketika berada dilokasi bangunan.
Hal ini sontak membuat masyarakat Desa Karangsono geger begitu tersebar kabar hilangnya Mbah Palang. Ini sebuah misteri yang sulit dipercaya, namun itu benar-benar nyata.
” Antara percaya dan tidak percaya bahwa ucap janji Mbah Palang memang terbukti, dan sampai sekarang Dam Dawuhan atau Sumber Golek tidak jebol dan tetap berfungsi dengan baik. Nah sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, acara kirim doa terus diadakan dan dilestarikan hingga saat ini,” tutur Bagas.
Bagas menjelaskan Dam Dawuhan atau Sumber Golek, dulunya adalah sebuah kedung sumber mata air yang terletak di batas desa antara Karangsono dengan desa Tlogo.
Dikarenakan letak kedung yang berada di bawah ketinggian 20 meter dari permukaan tanah, maka mata air kedung tidak dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah. Beberapa kali upaya warga membuat bendungan selalu gagal dan jebol tidak bisa menampung air .
“Mbah Palang adalah sosok pahlawan bagi kami. Berkat pengorbanan beliau, sekarang pengairan lancar mengaliri sawah seluas 153 hektare, dan sebagian air tersebut bisa mengairi sawah di dusun Glondong, Kelurahan Satreyan Kanigoro,” jelasnya.
Bagas juga mengungkapkan, warga masyarakat desa Karangsono, bermunajat kepada Tuhan Yang Masa Esa, agar selalu diberi rejeki hasil panen yang berlimpah dan dijauhkan dari balak dengan mengirim doa dan ngalab berkah kepada para leluhur.
Dari penuturan para sesepuh, pada malam-malam tertentu, Mbah palang ini masih sering menampakan diri dengan suara lonceng andong bergemerincing dan diiringi suara ringkih kudanya.
“Oleh karena itu, sebagai wujud terima kasih kepada leluhur yang pernah berjasa, kita tak pernah melupakan adat kirim doa di Sumber Golek, dengan harapan Sumber Golek airnya tetap terus mengalir sepanjang masa untuk menghidupi masyarakat desa Karangsono dan sekitarnya. Berkat kesaktian Mbah Palang, bangunan tersebut masih awet dan tidak pernah jebol sampai saat ini,” ungkapnya.
Eko
Komentar