Lampung Selatan – Setiap menjelang Ramadan, tepatnya pada bulan Sya’ban, masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah selalu melakukan tradisi Nyadran.
Nyadran yang diawali dengan bersih-bersih makam para orang tua atau leluhur itu juga dilakukan oleh masyarakat Desa Triharjo Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan.
Ketua Komisi I DPRD Lampung Selatan, Dwi Riyanto mengatakan Tradisi nyadran, merupakan budaya lokal yang telah dirintis para pendiri desa yang harus dilestarikan.
“Saya berharap dengan kegiatan budaya Lokal, atau Sadranan ini tetap dilestarikan. Karena selain menguri uri tradisi juga dapat mempererat tali silaturahmi menjelang bulan Ramadhan,” kata Legislatif dari Fraksi Gerindra itu pada Rabu (15/3/2023).
Kegiatan yang dipusatkan di Makamsari Desa Triharjo, Kecamatan Merbau Mataram itu dihadiri para aparatur desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan serta para tamu undangan, Minggu (12/3/2023).
Menurut Dwi Riyanto, Ziarah kubur hakekatnya adalah untuk mengingat kematian. “Sesuai tema, ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dalam rangka menggapai husnul khatimah,” kata anggota Fraksi Partai Gerindra dari Dapil 6 itu dalam tausiyahnya.
“Ingat mati, akan membentuk pribadi kita untuk lebih rendah hati dan menjauhkan sikap ke sewenang-wenagan dalam kehidupan sehari-hari,” Lanjut Legislatif dari Fraksi Gerindra dapil 6 itu.
Dikatakan ziarah kubur atau kalangan masyarakat Jawa menyebutnya nyadran, merupakan tradisi yang pernah diajarkan oleh para wali songo, khususnya yang berdarah Yaman.
“Tradisi nyadran seperti ini saya dukung karena merupakan warisan wali yang berdarah Yaman,” kata Dwi Riyanto yang juga dikenal dengan Konco Yasinan itu.
“Tradisi wali berdarah Yaman telah mengajarkan ziarah kubur pada bulan Sya’ban seperti sekarang. Karena dilaksanakan untuk berkirim doa untuk keselamatan arwah, sehingga leluhur kita menyebut bulan Sya’ban adalah bulan Ruwah atau bulan ruh,” imbuhnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa setempat mengaku bangga dan mengucapkan banyak terimakasih kepada anggota DPRD Lampung Selatan Dwi Riyanto.
Red
Komentar