WHO Beri Warning soal Varian JN.1: Pertanda Virus Masih Berevolusi

Nasional573 Dilihat

Jakarta, (Metropolis.co.id) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) buka suara terkait kemunculan subvarian Corona JN.1. Varian ini telah muncul dan memicu lonjakan kasus, termasuk di Singapura dan China.

Pimpinan teknis COVID-19 WHO Maria Van Kerkhove menjelaskan alasan lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi baru-baru ini. Ia juga mengungkapkan tindakan pencegahan seperti apa yang biasa dilakukan.

“Dr @mvankerkhove berbicara tentang lonjakan penyakit pernapasan #COVID19 dan subvarian JN.1 saat ini. WHO terus menilai situasinya. Ikuti saran kesehatan masyarakat WHO untuk menjaga keluarga dan teman Anda tetap aman selama musim liburan ini,” tulis WHO di X yang dikutip dari Live Mint, Selasa (19/12/2023).

Melalui media sosialnya, Maria mengungkapkan bahwa JN.1 atau subvarian dari BA.2.86 dikategorikan sebagai variant of interest (VOI). Kini penyebarannya terus meluas ke banyak negara.

“JN.1 sudah menjadi VOI (variant of interest) dan peredarannya terus meningkat,” beber Maria.

Dalam pesan videonya, Kerkhove mengatakan bahwa lonjakan infeksi saluran pernafasan baru-baru ini disebabkan oleh berbagai alasan, seperti infeksi lainnya. Itu termasuk COVID-19, flu, rhinovirus, mycoplasma pneumonia, dan lainnya.

Selain itu, meningkatnya pertemuan selama musim liburan juga menjadi alasan lain yang menyebabkan kasus COVID-19 kembali meningkat.

“Dan ketika orang-orang berkumpul, mereka menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, terutama jika ventilasi buruk. Patogen yang menyebar secara efisien antar manusia dan melalui udara akan mengambil keuntungan,” jelasnya.

Peningkatan Kasus Akibat JN.1
Lebih lanjut, Maria menjelaskan bahwa peningkatan kasus COVID-19 disebabkan oleh evolusi virus. Hal ini menambahkan bahwa 68 persen kasus saat ini adalah kasus sublineage XBB dan kelompok lain seperti JN.1.

“COVID-19 merupakan salah satu penyakit yang saat ini sedang meningkat, dan hal ini sekali lagi disebabkan oleh sejumlah faktor. Termasuk virus SARS-Cov-2 berevolusi, berubah, dan beredar di semua negara,” kata Maria.

“Di beberapa negara, kami memiliki sublineage XBB ini, dan mereka mewakili sekitar 68 persen dari rangkaian yang dibagikan secara global. Pengelompokan lainnya adalah BA.2.86, terutama JN.1 yang menyebabkan spektrum penuh, mulai dari infeksi tanpa gejala. Hingga penyakit parah dan kematian, mirip dengan apa yang telah kita lihat pada sublineage Omicron lainnya,” sambungnya.

Melihat kondisi itu, Maria mendesak agar negara-negara di dunia untuk memperkuat pengawasan dan melakukan langkah-langkah pencegahan penularan COVID-19. Tak lupa, Maria juga menganjurkan agar masyarakat mulai mendapatkan vaksinasi dan perawatan klinis jika terinfeksi.

“Lindungi diri Anda dari infeksi dengan menggunakan berbagai langkah pencegahan. Namun, pastikan juga bahwa jika terinfeksi, Anda mendapatkan perawatan klinis dan mendapatkan vaksinasi saat tiba giliran Anda untuk mencegah penyakit parah dan kematian,” beber Maria.

“Semua vaksin COVID-19 terus memberikan perlindungan terhadap penyakit parah. dan kematian, dan ini mencakup semua varian yang beredar, termasuk JN.1,” pungkas Maria.

detik

Komentar