‘Seribu Asa’ Bakti PHE OSES Untuk Negeri

Nasional852 Dilihat

Pagi nan teduh sekira pukul 07.30 WIB, speedboat Arafat 2 memacu laju, tiga mesin berkekuatan 100PK terdengar menderu ditelinga, begitu lincahnya ia membelah ombak laut kepulauan seribu pada Rabu (27/08/2025).

Speedboat berkapasitas 30 penumpang itu membawa jurnalis untuk menilik lebih dekat kegiatan Seribu Asa PT Pertamina Hulu Energi Wilayah kerja Southeast Sumatera (WK SES) di pulau Kelapa, kecamatan Kepulauan Seribu Utara, DKI Jakarta.

Head of Communication, Relations & CID di PT Pertamina Hulu Energi OSES, Indra Darmawan mengatakan, pihaknya lebih dulu melakukan Social Mapping, melihat potensi dan kelemahan, mereka juga dibantu salah satu kampus sebelum merancang program Seribu Asa.

“Program ini sesuai kebutuhan dilapangan, diskusi lalu disepakati dan diterima masyarakat, diperkuat pengamatan dua Community Development Officer (CDO) dari PHE OSES di lapangan,” ujarnya.

Perjalanan sekitar 1 jam 27 menit itu menghantarkan kami untuk bertemu wanita penggerak Mitra binaan PHE OSES bernama Masiah Arestia (48) penyelamat stunting dan Gizi Buruk bersama pertamina.

Awal jumpa ia bercerita, sedih ketika melihat keadaan anak dan ibu di pulau itu, hatinya rapuh, nalurinya tergerak untuk berperan mengentaskan stunting dan gizi buruk bersama PHE OSES sejak tiga tahun lalu.

Lahir Program Seribu Asa

Program Seribu Asa lahir pada tahun 2023, digagas oleh PHE OSES lalu dikucurkan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

Sesuai semboyan yang melekat pada pertamina saat itu adalah Energizing health, Energizing Green Future dalam misi utama Energizing Indonesia oleh Pertamina.

Aktivitas utamanya adalah Pemberian Makanan Utama (PMU) dan Vitamin untuk mengentaskan anak-anak stunting, ibu hamil dengan kondisi anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di area kerja PHE OSES yakni Pulau Kelapa, Pulau harapan dan Pulau panggang.

“Dimulai 2023 silam, dengan maping dan screening, kami dapatkan 36 kasus gizi buruk dan stunting disini,” ujarnya di selasar Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Nyiur Melambai Pulau Kelapa.

Wanita yang biasa disapa Gadis ini melibatkan bidan Sri Dharmawiyati dan bunda PAUD Julyanti, disuport penuh kader posyandu melalui tangan-tangan terampil dan niat mulia, mereka berjibaku dalam pemenuhan gizi melalui aneka menu sehat setiap hari, tiada henti.

Bangun Peran Keluarga

Di pulau berpenduduk 7000 lebih jiwa itu, Gadis mengajak peran utama keluarga dengan pola mendatangi warga secara intens.

“Bersama Dasawisma dari pintu ke pintu, kita beri warga edukasi agar keluarga lebih berperan, mereka memiliki ikan laut melimpah disini, selayaknya tidak lagi kekurangan gizi bila asupan itu terpenuhi,” katanya.

Berjalan waktu, sosialisasi dan pendampingan mereka diterima masyarakat, bayangkan kurun waktu 60 hari mereka tanpa absen menemui warga, mereka mendata dan merahasiakan identidas.

“Saat monitoring kami himpun mereka satu persatu, setelah terdata kami bawakan makan siang tiap jam 11.00WIB, makan sore jam 16.00WIB, itu rutin selama 60 hari, gak ada kata lelah bahkan untuk vitamin kami rela menunggu sampai itu benar-benar diminum oleh mereka baru kami tinggalkan,” ungkap Gadis.

Kolaborasi dan Kemitraan

Dalam misinya, Gadis didampingi Alfiani Prahasta (30) selaku PIC program seribu asa non bisnis CSR PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES).

Soal suport pemerintah jangan ditanya, mulai dari perangkat kecamatan yang rajin memantau, hingga pihak kelurahan yang sering turun, semua berbaur dan seirama demi satu tujuan bahwa kepulauan seribu bebas Stunting dan gizi buruk.

Selamatkan Ibu Hamil

Usaha tak menghianati hasil, keyakinan pendamping dan orangtua yang disuport Sudin PPAPP, Juru Pemantau Jentik (Jumantik), ibu PKK maupun kader posyandu yang tiada henti menciptakan menu sehat bervitamin itu kini membuahkan hasil.

“Lihatlah senyuman 14 ibu hamil, setelah diintervensi mereka terbebas dari anemia pada April 2025, semua sudah dinyatakan sehat, idikasi medisnya hemoglobin mereka meningkat, ukuran lengan proporsional, semuanya lahir normal dan sehat,” ucapnya haru.

Kelas Montessori

Anak dibuatkan kelas interaksi, disana mereka dilatih, diajarkan agar berkembang dengan beberapa metode sambil diasupi makan bergizi sesuai resep ahli gizi puskesmas.

Namanya kelas Montessori, anak diajari melatih otot motorik kasar dan halus dengan cara mewarnai, memakai baju dan kaus kaki, berjalan lurus hingga melompat.

“Pada kelas multi story anak di tes dulu jalan garis lurus, memegang pensil, menggaris zigzag dan lingkaran, ini melibatkan peran utama orangtua,” kata bunda PAUD Julyanti.

Entaskan Stunting Anak

Makanan utama, susu dan vitamin diberikan, alhasil dari 36 anak stunting yang diintervensi hanya tersisa 17 orang saja di tahun 2024, mereka dinyatakan lulus dengan kondisi proposional, sesuai tumbuh kembangnya.

“Dari 17 anak, kini menyisakan 9 anak saja hingga april 2025, pencegahan berhasil,” ucap Julyanti penuh syukur.

Dampak dan Pengakuan Orangtua

Langkah pencegahan stunting juga diiringi dengan pengadaan jamban sehat untuk 13 rumah, biaya seutuhnya bersumber dari CSR PHE OSES. Semua dinyatakan sukses, pemerintah terbantu, anak dan orang tua berterima kasih.

“Terimakasih atas bakti PHE OSES selama ini, dari timbangan 2 kg kini sudah naik 12 kg,” kata ibu Zuliani.

Ia juga menyebut anak yang tadinya cenderung pendiam kini sudah bisa menulis dari nilai 7 kini sudah dinyatakan sesuai tumbuh kembangnya.

Senada, ibu kokom juga menyebut dirinya sangat berterimakasih atas manfaat seribu asa.

“Sampai sejauh ini masih dibantu, tiada kata lain dari lubuk hati terdalam terimakasih PHE OSES,” sambung orangtua lain yakni ibu Kokom.

Diketahui, Program Seribu Asa berjalan untuk membantu semangat pemerintah yakni pemberdayaan masyarakat mengentaskan Stunting dan Gizi Buruk melalui pemberian makanan bergizi (MBG).

Tentunya dengan langkah tepat sasaran yang berfokus pada peningkatan kesehatan anak-anak dan ibu hamil pada wilayah kerja PHE OSE di Kepulauan Seribu.

Program ini juga berperan dalam menyelamatkan Generasi, meningkatkan kesehatan anak sehingga berdampak baik pada peningkatan kesehatan dan kerjasama yang baik dengan masyarakat.

Poet

Komentar