FTK UIN Raden Intan Gelar Seminar Internasional

Kabar Kampus53 Dilihat

Bandar Lampung — Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menggelar Seminar Internasional bertema “Challenges of 21st Century Islamic Education” pada 15–16 September 2025 di Ruang Teater Lantai 2 Gedung Academic & Research Center.

Kegiatan yang juga disebut Ngobrol Pendidikan Islam atau disingkat Ngopi ini menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri, serta dibuka secara daring oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama RI, Dr. Fesal Musaad, M.Pd , Senin (15/09).

Dalam sambutannya, Dr. Fesal Musaad menegaskan perlunya memperkuat komitmen dan jejaring kolaborasi untuk menjadikan madrasah sebagai pusat pendidikan Islam yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Ia menyampaikan bahwa berbicara tentang tantangan pembelajaran abad 21 berarti berbicara tentang bagaimana lembaga pendidikan Islam menghadapi realitas baru di masa depan. Pendidikan tersebut bukan hanya soal perubahan teknologi, akses kurikulum dan fasilitas, tetapi juga kesenjangan sosial, kesiapan tenaga pendidik, dinamika psikologis peserta didik, dan sistem pendidikan yang mampu menggerakkan ekosistem pendidikan termasuk investasi hingga perubahan budaya belajar.

Fesal menyoroti tantangan serius pada infrastruktur, akses, dan teknologi, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

“Data Asesmen Nasional 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen sekolah madrasah di Indonesia menghadapi keterbatasan akses internet stabil, terutama di daerah 3T, pedesaan, dan terpencil. Ini masalah serius yang harus kita selesaikan bersama,” ujarnya.

Ia menambahkan, pendidikan berkualitas di era digital sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana teknologi dan literasi digital. “Tanpa pemerataan akses dan infrastruktur, pendidikan hanyalah slogan belaka atau sekadar papan nama,” tegasnya.

Ia juga menekankan guru sebagai kunci transformasi pendidikan di era digital. Kementerian Agama mencatat masih banyak guru madrasah yang belum mengikuti pelatihan intensif terkait pedagogik digital.

“Ini pekerjaan rumah kita semua. Guru harus menguasai teknologi, mengintegrasikan pengetahuan konten, pedagogik, dan teknologi. Tanpa hal ini, teknologi hanya sebatas slogan, bukan instrumen pembelajaran yang mendidik dan mencerahkan,” ujarnya.

Fesal berharap forum seminar internasional ini menjadi wadah berbagai gagasan, menyusun strategi, dan melahirkan inovasi untuk membangun guru yang lebih baik di masa depan, bukan sekadar kegiatan seremonial.

Sementara itu, Wakil Rektor III UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. H. Idrus Ruslan, M.Ag., yang mewakili Rektor dalam sambutannya menyoroti dampak kehidupan serba daring terhadap dunia pendidikan.

Hms UIN-RIL

Komentar