Pemkab Agam Tetapkan Status KLB dan Tutup Sementara Dapur MBG Kampuang Tangah

AGAM140 Dilihat

Lubuk Basung, Metropolis.co.id – Kasus keracunan massal menimpa puluhan warga Kabupaten Agam setelah mengonsumsi Makanan dan Minuman Bergizi (MBG) yang didistribusikan melalui dapur SPPG di Kampuang Tangah, Kecamatan Lubuk Basung, Rabu (1/10).

Awalnya, 19 warga dilaporkan mengalami gejala demam, muntah, diare, dan sakit perut. Namun hingga malam hari, jumlah korban terus bertambah hingga mencapai 54 orang, terdiri dari anak-anak PAUD, pelajar dari lima sekolah dasar, guru, hingga masyarakat umum. Para korban kini mendapat perawatan intensif di RSUD Lubuk Basung, RSIA Rizky Bunda, serta Puskesmas Manggopoh.

Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Dr. M. Lutfie, AR., menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menurunkan tim medis dan melakukan investigasi menyeluruh terkait penyebab keracunan. “Informasi awal menunjukkan dugaan kuat berasal dari nasi goreng yang diproduksi dapur MBG Kampuang Tangah. Pemerintah akan memastikan proses penanganan dan investigasi berjalan maksimal,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Agam, dr. Hendri Rusdian, menegaskan bahwa kasus ini sudah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). “Semua pasien ditangani secara intensif, tidak ada yang diperbolehkan pulang sebelum sembuh. Selain itu, kami lakukan penyelidikan epidemiologi terhadap sumber air, bahan baku, hingga alat dapur yang digunakan,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Agam H. Beni Warlis usai rapat bersama Forkopimda memutuskan untuk menutup sementara dapur SPPG Kampuang Tangah yang dikelola Yayasan Peduli Karakter Anak bekerja sama dengan BUMNag Bersama Antokan Jaya. Penutupan dilakukan hingga hasil laboratorium dan penyelidikan tuntas.
“Penutupan ini langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang. Pemerintah berkomitmen menjaga keamanan pangan bagi seluruh masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar,” tegasnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan petugas medis, Satpol PP, BPBD, dan jajaran Pemkab Agam terus bersiaga di rumah sakit dan puskesmas. BPBD bahkan telah menyalurkan logistik darurat seperti selimut, popok, dan kebutuhan lain untuk mendukung penanganan pasien.

Kasus keracunan MBG ini menjadi sorotan besar di Sumatera Barat, mengingat dapur SPPG Kampuang Tangah melayani lebih dari 3.500 siswa dari 57 sekolah di berbagai tingkatan. Pemerintah daerah memastikan evaluasi total terhadap sistem pengelolaan MBG akan segera dilakukan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Diwarsyah

Komentar