Jakarta, (Metropolis.co.id) – Harga minyak dunia pada hari Kamis terpantau kembali naik. Kondisi ini terjadi usai Israel dan Hizbullah saling lempar tuduhan bahwa perjanjian gencatan senjata telah dilanggar.
Dilaporkan bahwa tank-tank militer Israel melakukan serangan di Lebanon selatan. Di sisi lain, OPEC+ juga menunda pertemuan beberapa hari yang kemungkinan akan memperpanjang pengurangan produksi.
Dikutip dari Reuters, Jumat (29/11/2024), Minyak mentah berjangka Brent naik tipis 34 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 73,17 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 16 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 68,88.
Adapun gencatan senjata berlaku mulai Rabu kemarin yang memungkinkan masyarakat kedua negara kembali ke rumahnya masing-masing. Sejumlah wilayah di Lebanon selatan hancur akibat pertempuran selama 14 hari.
Timur Tengah adalah salah satu wilayah penghasil minyak terbesar di dunia. Meskipun konflik yang sedang berlangsung sejauh tidak berdampak pada pasokan, namun ada risiko yang menjadi perhatian para pedagang.
Di tempat lain, OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya menunda pertemuan kebijakan berikutnya dari 1 Desember menjadi 1 Desember. Sumber OPEC+ mengatakan akan ada lagi diskusi mengenai penundaan peningkatan produksi minyak yang dijadwalkan pada bulan Januari.
“Sangat kecil kemungkinannya mereka akan mengumumkan peningkatan produksi pada pertemuan ini,” kata Rory Johnston, analis di Commodity Context.
Kelompok ini memproduksi sekitar separuh minyak dunia namun tetap mempertahankan pengurangan produksi untuk menjaga harga. Lemahnya permintaan global telah memaksa OPEC+ untuk menunda dimulainya kenaikan produksi secara bertahap.
detik
Komentar