Latihan Tempur di Situbondo TNI Kerahkan Alutista Handal

Institusi, Nasional299 Dilihat
Latihan Tempur di Situbondo TNI Kerahkan Alutista Handal (Foto : Net/Ist)

Situbondo : Yang paling penting adalah sistem interoperability dalam kegiatan hari ini, sudah nampak berjalan, karena sistem ini bagian dari platform yang sedang dibangun TNI, yakni network centeric war fair. Sistem interoperability adalah putusan dari komando atas, sampai komando bawah ke samping, agar semua prajurit bisa menerima satu komando.

Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Rabu (28/11/08) usai meninjau Latihan Bantuan Tembakan Terpadu di Pusat Latihan Tempur Marinir, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Panglima TNI menjelaskan, bahwa tidak mudah menyatukan tiga kekuatan yang karakteristiknya berbeda. “Kekuatan laut, udara maupun darat. Dalam hal ini adalah bantuan tembakan,” katanya.

Dalam latihan ini, TNI mengerahkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) KRI Sultan Iskandar Muda 367, empat pesawat tempur F-16, empat unit pesawat tempur Super Tucanno, dua unit helikopter MI-35 Penerbad, satu unit helikopter Ml-17, dan satu unit helikopter Bell-412 Penerbad.

Enam MO-81 Yonif 509, enam pucuk meriam howitzer 105 artileri medan 8, enam astros artileri medan 1/2 K, enam meriam caesar 155, tiga pucuk mortir 81, empat unit RM 70 Grad, dan delapan How-105 Pasrat.

Panglima TNI menyatakan, dari hasil uji latihan bantuan tembakan terpadu, sistem interoperability berjalan dengan sangat baik.

“Artinya, (sistem interoperability), yang diawaki oleh Komlek, Komunikasi dan Elektrolika semua bisa berjalan (baik). Namun ia menekankan, “Ada hal yang perlu dievaluasi.”

Hadi menegaskan pentingnya sistem interooperability dalam latihan bantuan tembakan terpadu, karena sistem ini bagian dari platform yang sedang dibangun TNI, yakni network centric warfare.

“Yang saat ini harus menggunakan bantuan satelit, sehingga seluruh komunikasi kita tidak menggunakan BTS. Semuanya akan dibantu dengan satelit dan saat ini sedang kita kembangkan,” paparnya.

Sistem interoperability mampu mengintegrasi antara kekuatan darat, laut, udara untuk bisa menjadi satu komando di manapun sasaran berada dengan satu sistem network centric warfare. “Sehingga unsur-unsur di bawah dalam hal bantuan tembakan bisa berjalan, termasuk pengerahan pasukan di bawah.”

“Itu tujuan kegiatan latihan operasi darat gabungan,” ujar Panglima TNI.

Presisi Menembak

Marsekal Hadi juga menyampaikan, latihan gabungan turut menguji kemampuan alat persenjataan yang dibeli pada rentang 2015-2019.

“Apakah sesuai dengan peruntukkannya? Ternyata sesuai, dengan apa yang kita inginkan. Termasuk di dalamnya adalah presisi ketepatan untuk menembak.”

Sasaran tembak pada latihan kali ini berada di wilayah dekat Pantai Banongan, Situbondo, yakni wilayah Hutan Baluran. Target yang diincar mencapai sekira 10 hektare yang dibagi dengan beberapa titik koordinat, dan ditandai dengan kain bewarna cerah.

“Kita lihat tadi, (helikopter) MI 35 juga melakukan penembakan dengan roket maupun dengan peluru. Kita juga lihat (artileri medan) Astros, (peluncur roket) Grad, kita ukur. Walaupun ada satu-dua yang tidak sampai kesasaran, namun menurut perhitungan secara akademis, semuanya bisa masuk ke target yang kita rencanakan,” tutur Marsekal Hadi.

Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI 2018 juga melibatkan 1.427 prajurit dengan rincian; 440 prajurit dari matra TNI AD, 469 prajurit TNI AL, 193 prajurit TNI AU, 75 prajurit Satkomplek TNI, dan 250 personel penyelengara.

Okezone

Komentar