Lampung : Presiden RI ke-3, BJ Habibie tak lekang oleh waktu, itulah untaian pengakuan yang disebut para tokoh, menteri bahkan presiden sekalipun, karena selain menguasai teknologi dimana teorinya tetap bisa dipakai, beliau juga tercatat sebagai sosok pembuka keran kemerdekaan pers di Indonesia.
Dalam pidato ucapan belasungkawanya atas nama seluruh rakyat indoesia dan pemerintah di RSPAD jakarta. Jokowi menyampaikan duka yang mendalam, ia menyebut BJ Habibie adalah seorang ‘paket lengkap’ ilmuwan dan juga presiden yang patut di contoh.
“setiap ada persoalan di negeri atau bangsa kita, beliau selalu menyampaikan solusi dan jalan keluar, beliau adalah seorang negarawan yang patut kita jadikan contoh dan tauladan,” ujar Presiden Jokowi saat diaawancarai media saat melayat ke RSPAD jakarta.
Dalam hal lain.Diketahui, almarhum adalah pembuka keran kemerdekaan pers, beliau adalah orang atau tokoh yang paling mendorong UU Nomor 40 tahun 1999 tentang pers, dimana bukan saja soal UU nya, tapi dari situlah fungsi kebebasan Pers sebenarnya dimulai.
“Saya sangat berduka dan kehilangan sosok yang luar biasa. Untuk saya pak Habibie adalah pelopor kebebasan kemerdekaan pers, beliau juga yang membuka pers untuk sangat bebas dan merdeka,” ujar Susi, di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Tak hanya presiden, menteri dan tokoh bangsa, pengakuan itu juga disampaikan oleh pimpinan redaksi TV One, Karni Ilyas, sebagai salah satu orang yang mengetahui rekam jejak prof. Habibie sebagai wartawan.Ia juga merasa sangat kehilangan sosok inspiratif bangsa.
“saya merasa kehilangan benget karena saya tau bagaimana beliau, sebagai wartawan yang sudah melewati banyak jaman, saya sebut habibie salah satu bapak demokrasi indonesia, kenapa ? saat naik jadi presiden ia mewarisi pemerintahan yang sangat otoriter media itu diontrol abis oleh pemerintah bahkan seluruh media hanya bisa terbit kalau sudah punya surat izin untuk penerbitan,” ujar Karni ilyas seperti dikutip dari wawancaranya di TV One malam saat melayat kerumah Alm Bj Habibie.
” dulu, televisi tidak ada news tv, tapi oleh habibie semuanya itu dibebaskan, dilepaskan. maka media tidak perlu ada siup, saya sempat protes kala itu, namun ia tekad bahkan bukan hanya itu.Ia membebaskan partai politik serta ormas berdiri, jadi zaman dialah semua kemerdekaan berbicara, berserikat, berkumpul itu betul-betul dilepas abis,” ujar Karni.
Masih Kata Karni, memang saat itu keputusan Habibie menjadi dilema, ketika itu opini sudah terbentuk bahwa beliau bukan pemimpin baik, sebab ia menyetujui ada pemilu, pilpres, bahkan saat itu banyak orang berfikir kebebasan itu bablas padahal bukan demikian.
“Hebatnya, Ia menjadi “korban” demokrasi itu sendiri, karena cuma dua tahun menjabat sebagai presiden, beliau dicereweti oleh para ekonom saat itu, padahal sebenarya pembuktianya ia buktikan sebaliknya, dolar dari Rp.15 ribu turun jadi Rp.6.500, walaupun awalnya semua orang mencemooh dan memfitnah,” sebutnya.
Sebelum meninggal, karni mengaku beberapa bulan lalu sempat bertemu, dalam tiap pertemuan itu karni menilai, sejak menteri, sebagai wapres bahkan presiden, beliau tak pernah berubah, beliau tetap ramah dan sederhana melayani, tidak jahil dan tidak gengsi.
“Sebelum pemilu, saya undang ia hadir (acara TV One), itu adalah amanat terakhir beliau untuk indonesia, ia pintar dan jenius, ia orang paling demokratis di negeri ini.itu pelajaran berharga untuk bangsa ini, kita sangat kehilangan beiau,” ungkapnya.
Karni ilyas juga menyebut bahwa bangsa ini mempunyai banyak aset atau otak para anak-anak muda yang sangat pintar, tinggal kita saja (indonesia) bisa menjaring dan mendayagunakan potensi itu untuk kemaslahatan masyarakat dibidang apapun, sehingga jangan lagi lepas ke luar negeri.
“mau orang amerika mau orang eropa yang katanya pintar, tapi (dunia-red) mengakui bahwa apollo bisa mendarat di bulan itu memakai salah satu teori bapak habibie, itu ada stempelnya di apollo yakni Habibie teori,” Demikian Karni Ilyas.
Dari beberapa hal itu pula.Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat berharap Presiden RI Joko Widodo dan komunitas pers di Indonesia menganugerahkan almarhum Bacharudin Jusuf Habibie sebagai Bapak Kemerdekaan Pers Republik Indonesia.
“Almarhum adalah pembuka keran kemerdekaan pers, maka dengan menimbang berbagai situasi yang kini dirasakan oleh dunia pers saat ini, PWI Jabar berharap Presiden dan komunitas pers menganugerahkan almarhum BJ Habibie sebagai Bapak Kebebasan Pers,” jelas Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat lewat rilis resminya, Rabu (11/9/2019) malam.
Putra
Komentar