Bandar Lampung (Metropolis.co.id) : Musyawarah Besar (Mubes) ke-XXVII Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung (Mapala Unila) menghasilkan pemimpin baru periode 2019, adapun ketua terpilih yakni srikandi muda asal jurusan kehutanan fakultas pertanian, Natasya (Labi).
Usai penetapan pleno, Natasya sempat menangis haru ketika menerima jabatan ketua yang diserahkan kepadanya, ia merasa bangga dengan berjanji akan terus memantapkan semangat juang melalui program baru yang diusungnya.
“Saya terima jabatan ketua Mapala, jujur saya merasa berat banget menerima amanah ini, tapi mungkin Allah (Tuhan YME) memberi kepercayaan ini kepada kita, ayo kita bersama terus bikin bangga dan jaya Mapala Unila,” kata Natasya di sekretariat Mapala, Minggu sore (29/12/2019).
Dalam tugasnya selaku ketua sekaligus presedium Mapala Unila, Natasya juga didampingi dua (2) saudara angkatanya yakni Sekretaris, Putri Ayu Prayoga (Kijing), Bendahara, Alya Choirunnisa Putri (Miwang), serta beberapa pengurus bidang, badan diklat, pengawas dan divisi lainya.
“Buat pengurus yang ada, saya mohon bantu saya untuk periode ini, untuk kita bersama-sama membangkitkan Mapala Unila. Yang saya mau bukan hanya pengakuan (kata) tapi kerja nyata, kemudian buat kyai/kanjeng, sering-sering datang ke seke liat adek-adekmu, beri kami arahan dan kalau ada kekurangan boleh kami ditegur untuk Mapala lebih jaya,” terangnya.
Disinggung soal program kerja, Natasya menyebut akan mengaktifkan kegiatan dan perlombaan baik taraf lokal dan nasional, sebagai progja jangka panjang dimasa jabatanya, ia juga menargetkan perbaikan sarana latihan seperti papan panjat (Wall), agar bisa menciptakan atlet-atlet panjat tebing untuk Unila dan Lampung khususnya, meski memerlukan anggaran besar Natasya yakin dapat segera mewujudkanya.
“Target saya kita bisa perbaiki papan wall, kalaupun periode saya nantinya tidak bisa tercapai, saya akan jadikan ini prioritas, saya akan mulai dimasa saat ini, mohon doa dan dukungan kita semua,” demikian Natasya.
Menanggapi hal ini, selaku anggota dan juga senior dari Mapala Unila angkatan XV Yulius Putra mengatakan, regenerasi dalam organisasi ditingkat UKM Mapala Unila memang mengalami degradasi, baik dalam kegiatan dan penguatan SDM, hal itu tentunya harus menjadi perhatian khusus rektorat, baik dalam segi pembinaan yang lebih baik maupun suport anggaran, sehingga mahasiswa lebih terpacu untuk memaksimalkan prestasi untuk Universitas Lampung.
“Selamat kepada ketua terpilih, memang harus diakui dalam beberapa tahun belakangan kita mengalami kekurangan SDM maupun kegiatan, ini juga seharusnya jadi perhatian pihak rektorat apa dan bagaimana solusinya, ya selain pembinaan, harapanya rektorat juga perlu memaksimalkan anggaran, kita sudah kasih bukti kok berbagai perhelatan lomba dan acara nasional di Unila, saya yakin Rektor Baru Unila Prof.Karomani bisa mendengar ini, karena bagaimanapun ia paling tau keluhan Mapala Unila, apalagi dulu beliau bapak tempat kami konsultasi dan mengadu disaat menjadi WR III,” katanya.
Harapan lain yang disampaikanya ialah bagaimana kedepan pihak rektorat Universitas Lampung lebih bersinergi dan mengikutsertakan peran anggota dan organisasi UKM Mapala Unila di beberapa program terkait, baik dalam hal pelaksanaan kajian akademis lingkungan hidup dan sebagainya yang bisa membantu mewujudkan Lampung berjaya.
“Mapala Unila ini kan selain punya nilai akademis dikampus, dalam masyarakat anggota dan organisasinya selalu aktif di lingkungan, hutan, satwa dan recovery bencana, bahkan anggotanya juga banyak yg aktif di NGO internasional, pun dalam hal sosialisasi, jaringanya sangat luas baik soal pariwisata, satwa, lingkungan hidup ataupun mentor wahana wisata, ya bangunlah kerjasama itu, setidaknya untuk merepresentasikan kajian akademis kampus kepada pemerintah daerah,” ungkap Yulius Putra yang juga tercatat sebagai pengurus bidang kebun dan hutan PWI Provinsi Lampung ini.
Diketahui, untuk meningkatkan prestasi nasional, dalam waktu dekat mahasiswa dan UKM Mapala Unila sangatlah memerlukan suport biaya, karena dalam catatan Mapala Unila, anggaran Rp.8juta hingga Rp.10 juta (diluar pertemuan nasional Rp.4juta) pertahun itu, belum bisa membantu perbaikan papan panjat yang menjadi icon Mapala Unila di pelataran Pusat Kegiatan Mahasiswa itu.
“Soal perbaikan papan panjat memang sangat kita butuhkan saat ini, peralatan panjatnya juga sudah harus di upgrade untuk sarana latihan dan lomba nasional, masa papan wall Mapala Unila dari iklan konvensional, lalu dari kampusnya mana? Bagaimana kita mau buat event nasional dan internasional, mau ekspedisi ke Elbrus, Rusia dan sebagainya bila selalu menjajakan proposal ke pihak external,” tukas pemilik media online Metropolis.co.id ini.
Red
Komentar