Oleh : Heri CH Burmelli
Polemik ucapan Raja Olah dari Gubernur Arinal Djunaidi sebetulnya tidak terlanjur disematkan pada para Bakal Calon Kepala daerah. Paling tidak saya tigakali mendengar ucapan rajaolah keluar dari bibir pria yang baru saja terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Lampung ini.
Sungguh, itu ucapan gurauan Pak Arinal pada orang yang suka ketahuan ‘main duit’ dibelakang. Gurauan itu bisa jadi menelajangi yang ketahuan dengan maksud jangan mengulangi perbuatannya.
Maka saya agak heran bila kemudian Raja Olah di arahkan ke Calon Kada… ketinggian kastanya deh… kalo Raja Olah biasanya yang pemain pinggiran.
Maksudnya ngolah sisa, yang masih bisa diolah. Artinya daur ulang disitu, ada geningpinggiran yang sudah pungkas sebelumnya.
Dus, ada perjanjian terselubung siapa dapat apa….punya gua mana… bisa mubil, mesin cetak, proyek PL, penempatan kepala Dinas hingga menyelipkan Pegawe Honor….wallahu a’lamu bis shawab____
Itulah, makna gurauan ‘Rajaolah’ yang sedikit saya tangkap dari Pak Arinal. Maka, wajar bila Pak Arinal agak tekanjett (kaget) bila kemudian gaya bahasa dan kalimat ‘ Raja Olah’ keluar dari makna yang dimaksudnya.
Wartawan juga ‘kudu’ punya taste memahami karakter dan gaya Gubernur. Profesionalisme Wartawan juga harus luwes…. bukan juga menjilat.
Kalo wartawan jadul di Pemprov Lampung tau makna kalo SZP teriak B*r**…. T** Kucing …. berarti Brengsek….tapi kemudaian kan nggak laju dengan telanjang ditulis jadi bahan berita oleh Wartawan.
TABIK PUUUN… Ngakimpukha… Sikindua Numpang cawa, kilu mahaafff yaaa Puuun….!
Penulis merupakan wartawan senior PWI Lampung
Komentar