Sepenggal Kisah Kelahiran Tekkab 308 Polda Lampung

Institusi, Kotaku241 Dilihat
Sepenggal Kisah Kelahiran Tekkab 308 Polda Lampung

Bandar Lampung, (Metropolis.co.id) – Dibalik kesuksesan sebuah Tim pasti terdapat komando, strategi dan juga anggota yang memiliki kemampuan dan dedikasi tinggi terhadap sebuah tanggung jawab yang di emban. Begitu juga dengan keberhasilan Tekab 308 Polda Lampung.

Hal tersebut dikisahkan oleh mantan Kapolda Lampung Sai Batin Puniakan Dalam Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong Gelar Sultan Sekala brak yang di pertuan ke-23, Sai batin Raja adat, kerajaan adat paksi pak skala Brak kepaksian Pernong.

Beliau menceritakan asal-usul tercetusnya Tim Khusus Anti Bandit atau biasa disebut dengan Tekkab 308 Polda Lampung, makna 308 yang melekat pada tekab bukanlah angka semata. Melainkan memiliki makna tanggal 30 Bulan 8 atau tanggal 30 Agustus.

Saat satgas Jatanras Polda Lampung dan Jatanras kota Bandar Lampung sebagai team yang dibentuk oleh Kapolda Lampung pada masa itu. Siapa penggagasnya ? yak beliau adalah Brigjen Pol Edward Syah Pernong.

“Tekkab 308 berdiri dari cikal bakal setelah gugurnya bripda Jefri anggota sat Brimob Polda Lampung yang menjadi korban ditembak pelaku kejahatan saat melawan dengan gagah berani menghadapi kelompok penjahat bersenjata api karena mempertahankan kendaraan miliknya,” ujar SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong melalui rilis yang diterima redaksi.

Peristiwa gugur nya Bripda Jefri bukan hanya sebagai suatu kejadian yang sangat memprihatinkan bagi  Polda Lampung tapi justru menjadi momentum sekaligus tantangan berat atas ratapan masyarakat yang seolah ada ratapan.

“Sekarang kami hendak berlindung kemana dari “BEGAL”, sedangkan polisi sendiri gugur bersimbah darah mempertahankan hak milikNYA, itulah suara yang mendenging di telinga sehingga menjadi pemikiran saat itu,” tulis rilis itu.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu juga menuturkan, itulah salah satu sebab sehingga pengungkapan kasus perampokan dan pembunuhan Bripda Jefri adalah sebuah pertaruhan reputasi Reserse Polda Lampung, bila tidak segera terungkap saat itu tentunya akan menyisakan pertanyaan ditengah khalayak.

Diketahui, sebagai Pendamping SPDB Edward Syah Pernong, jabatan Wakapolda saat itu dikomandoi oleh Kombes Bonifasius Tampoi dan kombes purwo selaku Dirkrimum dan AKBP Anton selaku wadirkrimum.

“Wadan korp Brimob polri Brigjen Anang ( yang saat ini sebagai Dankorp Brimob polri) dari Jakarta sempat turun ke Bandar Lampung kala itu selama dua hari dua malam dengan didampingi kapolda, Dir/wadir Krimum bersama Kapolresta Bandar Lampung saat itu  kombes pol Harry Nugroho,” lanjutnya.

Edward Syah Pernong juga menyebut, satgas gabungan Polda Lampung dan polresta bandar lampung saat itu berdiskusi mengupas seluruh sinyalemen dan mengakuratkan seluruh info lapangan yang di sebar di seluruh wilayah di seluruh lapas, di seluruh rutan dan di seluruh jaringan pelaku kejahatan di seluruh Lampung.

“Diklarifikasikan dengan semua info yang ditemukan di tkp dan info dari reserse yang menyebar dilapangan, sehingga pada titik kulmimasi nya adalah info A1 siapa pelaku, kelompoknya dan tentang keberadaan pelaku yang sekitar pukulpukul 2.30 pagi,” sebutnya.

Detik keberangkatan yang mencekam saat Kapolda berdoa dan menepuk satu satu pundak dan pipi para  satgas gabungan reserse dan satu team brimob polda lampung saat memberangkatkan mereka dengan semangat dan do’a untuk menyergap pada satu tempat yang masih di rahasiakan dengan satu perintah saat briefing terakhir Kapolda.

“Tangkap” sesuai prosedur tapi kalian sudah  dibekali kompetensi serta sudah tau apa yg harus kalian lakukan dalam bertindak di tkp dalam situasi situasi yang urgens dan membahayakan dan ingat.Saya tidak mau ada Jefri kedua bagi anak buah saya dan itu bagi anggota sudah dipahami benar,”  kata pun Edward kala itu.

Red

Komentar