Bandar Lampung, (Metropolis.co.id) – Fakultas Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menghelat Konferensi Internasional perdana yang bertajuk The First Annual International Conference on Social, Literacy, Art, History, Library and Information Science (ICoLIS) pada 9-11 Oktober 2023.
ICoLIS bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan budaya literasi dengan menafsirkan peran agama, sosial, bahasa dan sastra yang bertemakan “Interpreting the Role of Religion, Social, Language and Literature in Growing the Literacy Culture”.
Rektor UIN RIL, Prof H Wan Jamaluddin Z PhD menyebutkan, saat ini pendidikan di Indonesia diwarnai dengan kondisi yang memprihatinkan untuk menghadapi era revolusi industri 5.0.
Menurut berbagai sumber, kata Rektor, ada tiga hal yang harus ditingkatkan dari suatu bangsa agar mampu menghadapi era ini, yaitu karakter, kompetensi, dan literasi.
“Budaya membaca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa dan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa,” ungkap Rektor dalam sambutan sekaligus membuka The 1st ICoLIS di Hotel Emersia, Senin (09/10/2023).
Oleh karenanya, parameter kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi pendidikannya yang selalu berkaitan dengan kegiatan belajar. Belajar selalu identik dengan kegiatan membaca karena menurutnya dengan membaca akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang.
“Pendidikan tanpa membaca ibarat tubuh tanpa ruh. Fenomena ‘pengangguran intelektual’ tidak akan terjadi apabila masyarakat memiliki semangat membaca yang membara,” terangnya.
Rektor mengakui budaya menulis di kalangan sivitas akademika perguruan tinggi masih tergolong rendah. Meskipun saat ini perguruan tinggi terus mendorong minat mahasiswa dan dosennya untuk menulis, namun banyak civitas akademika yang mengalami kesulitan dalam menerjemahkan pemikirannya menjadi tulisan yang baik dan menarik.
Selain rendahnya minat membaca dan menulis di kalangan masyarakat saat ini, lanjutnya, globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini telah menciptakan ketimpangan dan gejolak budaya yang menjadi konsumsi sehari-hari.
“Dinamika kehidupan sosial dan budaya yang semakin berkembang, terkadang tidak diikuti dengan literasi dan pengetahuan budaya yang memadai di kalangan masyarakat. Dampaknya adalah berbagai permasalahan terkait buta huruf budaya, gegar budaya atau culture shock hingga terjebak dalam arus informasi menyesatkan yang merambah hampir di seluruh sendi kehidupan masyarakat,” ujar Rektor.
Dalam konferensi internasional tersebut, menghadirkan narasumber luar negeri diantaranya, Prof Dr Aini Maznina Binti A Manaf (International Islamic University of Malaysia), Dr Andrew Demasson (Associate Lecturer in the Information Systems School Faculty of Science at Queensland University of Technology Australia), Assoc Prof Maznah Mohamad (Head of the Department of Malay Studies, Faculty of Art and Social Studies National University of Singapore (NUS).
Selain itu juga menghadirkan narasumber berlatar belakang pustaka yakni Drs Muhammad Syarif Bando MM (Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia), Prof Dr Nurgin Laugu SAg SS MA (Ketua Asosiasi Dosen Ilmu Perpustakaan PTKI), Dr Laksmi SS MA (Dosen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia), dan Dr Purwanto Putra MHum (Dosen dan Peneliti Universitas Lampung).
Rektor berharap melalui Konferensi Internasional ini dapat memahami peran agama, bahasa, dan sastra dalam budaya literasi dan meningkatkan budaya literasi agama, bahasa dan sastra. Sehingga, memaknai nilai-nilai keagamaan, kebahasaan, dan sastra dengan kemampuan literasi yang mumpuni dan menghasilkan prosiding internasional dapat terwujud dengan sebaik-baiknya.
Sementara Syarif Bando dalam Keynote Speech-nya menyampaikan, peran perpustakaan sangat diperlukan karena merupakan jantung pendidikan. Dia juga menekankan bahwa dengan membaca dapat mengukur tingkat pengetahuannya yang kita miliki.
“Tidak ada ruginya membaca, karena apa yang kita baca hari ini akan bermanfaat bertahun-tahun seterusnya,” katanya.
Dia juga mendefinisikan literasi sebagai kedalaman pengetahuan seseorang pada satu subjek keilmuan tertentu yang dapat diimplementasikan untuk memproduksi barang dan jasa.
Ada 5 tingkatan literasi yang dia jelaskan, yakni:
- Baca, tulis, hitung, pembentukan karakter
- Memiliki akses pengetahuan melalui bahan bacaan yang terjangkau, akurat, terkini, terlengkap dan terpercaya
- Memahami apa yang tersirat dari yang tersurat
- Inovasi, kreativitas sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat
- Memiliki ilmu pengetahuan, inovasi dan kreatifitas yang dapat diimplementasikan untuk memproduksi barang/jasa yang dapat digunakan dalam kompetensi global
Kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa dari Fakultas Adab UIN Raden Intan Lampung yang sangat antusias mengikuti berlangsungnya rangkaian kegiatan International conference.
Humas UIN-RIL
Komentar