Hamas Siapkan Taktik Banjir Air Laut untuk Jebak Pasukan Israel

Nasional616 Dilihat

Jakarta, (Metropolis.co.id) – Hamas tentu mempersiapkan diri kala pasukan Israel memasuki wilayah Gaza. Mereka mungkin telah merancang perangkap air untuk menyerang pasukan Israel, sambil menunggu saat untuk menyerang ketika perang di Gaza memasuki fase bawah tanah.

Media ETV Bharat melaporkan bahwa Hamas berencana memanfaatkan terowongan buatannya untuk melawan dan menggagalkan serangan darat Israel di wilayah utara Jalur Gaza.

Menurut lembaga pemikir ImagIndia di New Delhi, Hamas berpotensi memicu banjir air laut di Gaza dengan meledakkan bom jarak jauh di pantai Mediterania, yang dialirkan dengan terowongan baru yang tidak begitu dalam. Laporan tersebut mencatat terowongan Hamas rata-rata puluhan meter di bawah Gaza tapi terowongan juga dapat digali hanya sekitar semeter untuk menghubungkan ke pantai Laut Mediterania.

Disebutkan bahwa jika Israel terus menekan Gaza, air laut akan masuk melalui terowongan dan membanjiri daerah dataran rendah, menciptakan area berair sehingga mustahil bagi truk dan tank Israel untuk bergerak.

Laporan tersebut menyebut AS menyetujui penjualan senjata berpemandu presisi ke Israel, sementara militer Israel juga memiliki opsi bom penghancur bunker GBU-28 buatan AS. Namun menjatuhkan penghancur bunker saat ada banjir air laut akan memperburuk situasi dan secara drastis meningkatkan luas wilayah kena banjir.

Banjir dari laut telah digunakan sebagai strategi militer sejak lama. Misalnya, pada Pengepungan Leyden tahun 1574 kala Perang Kemerdekaan Belanda, Belanda menghancurkan tanggul di Sungai Maas, yang menahan Laut Utara, membanjiri pedesaan dan memaksa Spanyol mundur.

Penggunaan banjir sebagai strategi militer lainnya adalah penghancuran tanggul Sungai Kuning pada tahun 1938 saat Perang China-Jepang Kedua. Dengan menghancurkan tanggul, Tiongkok mencegah Jepang merebut Shaanxi, Sichuan, dan Chongqing, meskipun harus menanggung korban jiwa yang sangat besar.

Baru-baru ini, penghancuran Bendungan Kakhovka pada bulan Juni 2023, yang saat itu berada di bawah kendali Rusia, menyebabkan banjir besar di Oblast Kherson dan menunda serangan balasan Ukraina di wilayah tersebut.

Jeff Goodson, dalam sebuah artikel bulan ini untuk RealClearDefense, menyebut bahwa Israel sendiri dapat memilih untuk membanjiri terowongan Hamas untuk memaksa mereka keluar dari tanah. Pada tahun 2015 Mesir pernah membanjiri 37 terowongan lintas batas di Gaza.

Menurutnya, banjir bisa menjadi solusi permanen atau hampir permanen terhadap masalah terowongan Israel di Gaza, karena memompa keluar terowongan tersebut akan memakan banyak biaya dan rumit bagi Hamas.

Detik

Komentar