Jakarta, (Metropolis.co.id) – Dewan Pakar Partai Amanat Nasional Dradjad Wibowo mengatakan visi misi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto disusun dengan melihat tantangan terbesar di Indonesia. Misalnya terkait gizi anak, lapangan kerja, pendidikan hingga perubahan iklim.
Melihat tantangan yang begitu besar, tutur Dradjad perubaha iklim ditempatkan sebagai tantangan pertama. “Saya jelaskan kepada adik-adik mahasiswa FE UI (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) nanti akan banyak merasakan dampaknya. Itu sebabnya Visi Misi dan Program Prabowo-Gibran kita susun dengan mitigasi perubahan iklim sebagai salah satu peubah kuncinya,” tutur Dradjad, Rabu (22/11/2023).
Begitu juga dengan gizi bagi balita dan anak. Ia menyebut, visi dan misi Prabowo-Gibran yaitu berupaya menaikkan gizi anak Indonesia sejak dari kandungan. Dengan asupan yang lebih terjamin, perkembangan otak dan fisik Generasi Alpha dan Beta menjadi lebih baik. Bentuk nyatanya bisa berupa makan siang dan susu gratis dan bantuan bagi ibu hamil.
Dengan visi ini, maka negara juga menjadi offtaker telur, susu, sayur dan lain-lain bagi peternak (sapi, ayam) dan petani. Sehingga membuka lapangan kerja bagi rakyat melalui usaha tani, ternak, katering, transportasi hingga monitoring dan evaluasi serta audit.
“Saya beri contoh, ada berapa SD, SMP dan SMA di sekitar kampus UI? Mana mungkin makan siangnya disiapkan di Lapangan Banteng? Pasti akan beli dari katering-katering di sekitar sekolah. Tentu harus diawasi agar tendernya benar dan seterusnya tapi semua proyek pemerintah ya seperti itu,” ungkap Dradjad.
Dampaknya, tutur dia, selain lapangan kerja juga mengurangi jumlah penduduk miskin dan hampir miskin. “Jika sebelumnya mereka harus mengeluarkan, katakanlah, Rp 5000 — Rp 10.000 per anak per hari, sekarang mereka tidak lagi. Otomatis itu mengangkat sebagian rakyat di atas garis kemiskinan,” ucap dia.
Ia menyebut visi-misi di atas menjadi salah satu keynesian stimulus dengan multiplier output dan employment. Berdasarkan hitungan kasar angka sementara, untuk periode satu dua tahun berpotensi menambah pertumbuhan ekonomi 0,6 persen di atas baseline.
Kemudian ditambah beberapa Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) lain seperti sekolah unggulan, bantuan negara untuk rumah bagi milenial, instensifikasi dan ekstensifikasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), kredit milenial untuk startup, program perumahan bagi Milenial, dan sebagainya.
Hal itu menurut dia menunjukkan betapa seriusnya Prabowo-Gibran berusaha memaksimalkan potensi bonus demografi, dimana mencapai dua pertiga dari penduduk usia produktif Indonesia.
Republika
Komentar