5 Catatan Pakar Unhas Soal Penampilan Capres di Debat Ketiga Pilpres

Nasional941 Dilihat

Makassar, (Metropolis.co.id) – Tiga akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) memberikan sejumlah catatan kepada calon presiden usai pelaksanaan debat ketiga Pilpres 2024. Ketiga pakar itu menyoroti soal calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang emosional hingga Anies Baswedan yang lebih teoritis.

Debat ketiga Pilpres 2024 digelar di Istora Senayan pada Minggu (7/1) pukul 19.00 WIB. Tema debat capres adalah pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik dan politik luar negeri.

Debat capres kali ini dipandu oleh moderator Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki. Sebanyak 11 pakar dari bidang-bidang terkait tema debat dipilih sebagai panelis untuk menyusun pertanyaan.

Dirangkum detikSulsel, berikut 5 catatan pakar soal debat capres ketiga:

  1. Prabowo Kewalahan-Emosional

Pakar Politik dari Unhas Ali Armunanto menilai Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto kewalahan dan emosional. Prabowo dianggap tampil emosional saat disudutkan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

“Sepertinya Anies dan Ganjar kompak dalam artian mereka mampu menyudutkan dan membuat Prabowo kelihatan emosional dalam debat ini. Itu membuat Prabowo kelihatannya jadi tidak jelas,” kata Ali Murnanto kepada detikSulsel, Minggu (7/1/2024) malam.

Ali mengatakan situasi itu membuat Prabowo tidak fokus menjawab pertanyaan lawan debatnya. Prabowo dianggap hanya sibuk membela diri mengklarifikasi tudingan yang dialamatkan kepadanya.

“Itu membuat Prabowo kelihatannya kewalahan dalam debat kali ini karena memang Anies dan Ganjar sangat kompak dalam mengajukan pernyataan yang sesekali menyerang Prabowo secara personal,” ucapnya.

“Misalnya tentang kepemilikan lahan Prabowo, lalu capaian-capaian Prabowo sebagai menteri dan segala macam itu akhirnya diterima Prabowo secara personal dan itu membuat jawaban-jawabannya kemudian menjadi sangat emosional kelihatannya,” tambah Ali.

Menurut Ali, Prabowo tidak mampu memaparkan data-data secara komprehensif karena serangan tersebut. Padahal, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) diunggulkan dalam debat yang mengangkat tema terkait keamanan dan pertahanan.

  1. Anies Teoritis, Ganjar Lebih Strategis

Di sisi lain, lanjut Ali, Anies dan Ganjar mampu membalikkan keadaan. Pasalnya Prabowo sebagai Menteri Pertahanan sebelum debat diasumsikan akan menguasai debat dengan melihat tema yang ditawarkan.

“Justru Anies dan Ganjar mampu membalikkan, yang seharusnya menjadi kekuatan Prabowo menjadi kelemahannya Prabowo dengan mengarahkan. Sebenarnya bukan secara personal tetapi dengan pernyataannya justru membuat Prabowo menerimanya sebagai sesuatu yang personal,” ujar Ali.

Dosen FISIP Unhas ini juga menilai bahwa Ganjar Pranowo justru lebih siap dalam debat tersebut. Sementara Anies Baswedan dinilai lebih teoritis.

“Saya harus memberi kredit ke Ganjar untuk perdebatan kali ini. Kenapa saya harus kasih kredit ke Ganjar? Karena Ganjar yang lebih programatis dibanding Anies yang terlalu teoritis,” tambah Ali.

  1. Prabowo Harusnya Klarifikasi Soal Etik

Pakar Hukum Kejahatan Internasional yang juga dari Unhas Prof Abdul Maasba Magassing turut memberikan pandangannya soal debat capres ketiga. Dia menilai Prabowo seharusnya mengklarifikasi soal etik dengan baik ketika dikonfrontir oleh Anies.
“Ada satu pernyataan (Prabowo) bahwa Anda (Anies) tidak berhak untuk bicara tentang etik, itukan tidak boleh sebenarnya. Sebagai dosen, tentu kalau menurut ukuran saya, tidak boleh ada sanggahan seperti itu. Jawablah juga secukupnya kalau memang tidak terlalu menguasai arena,” kata Maasba.

Maasba kemudian menyebut penampilan Ganjar tampil cukup meyakinkan untuk isu pertahanan nasional. Hanya saja kurang mendalam pada saat berbicara soal gagasan kancah internasional.

Dia menilai Anies tampil konsisten selama debat, dari segi penyampaian gagasan secara lugas. Dia menilai Anies juga cukup menguasai materi dari tema debat.

“Calon 01 saya kira menilainya top performance dan konsisten. Artinya dari awal penampilan tidak ada yang berubah, dari segi argumentasi, kesiapan data dan sebagainya saya kira cukup bagus,” ujarnya.

  1. Tidak Kupas Tuntas ASEAN

Namun hal lain yang menjadi sorotan Maasba adalah soal ketiga calon presiden (capres) tidak mengupas tuntas isu ASEAN saat debat ketiga Pilpres 2024. Maasba menyayangkan persoalan itu hanya disinggung sepintas.

Maasba berharap para capres menguliti soal hukum organisasi internasional. Sayangnya, kata dia, isu ini tidak muncul meski sepintas disebutkan oleh Capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan dan tidak ditanggapi lebih jauh oleh Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Capres Nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

“Saya akan soroti, kok paslon 02 sama 03 awalnya tidak menyinggung soal ASEAN. Saya kebetulan mengajar tentang hukum organisasi internasional, itu yang saya tunggu-tunggu, tapi tidak muncul. Jadi apakah ASEAN ini tidak penting dalam benak para calon presiden kita, satu-satunya capres, hanya 01 saya kira yang sempat menyebut ASEAN,” jelasnya.

Dia melanjutkan, ASEAN sangat penting bagi Indonesia. Apalagi Indonesia sebagai leader, yakni sebagai ketua ASEAN usai meneruskan estafet dari negara Kamboja.

“Apa peran Indonesia? Itu harusnya dimunculkan di situ bahwa dari ASEAN kita bisa muncul sebagai alasan ke forum global,” jelasnya.

  1. Isu Human Security Dilupakan

Akademisi dari Departemen Hubungan Internasional (HI) Unhas lainnya, Ishaq Rahman menyoroti para Capres yang hanya membahas alat utama sistem senjata (alutsista). Ishaq menyayangkan isu human security atau keamanan manusia justru dilupakan oleh ketiga capres.
“Para kandidat sibuk bicara alutsista, mengenai personel militer, mengenai diplomasi, tetapi ada satu hal yang dilupakan, yaitu isu human security atau keamanan manusia,” ujar Ishak kepada detikSulsel, Minggu (7/1) malam.

Wakil Ketua Asosiasi Ilmuwan Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) ini menekankan human security sudah menjadi isu keamanan dunia. Ishaq justru heran baik Anies Baswedan, Prabowo Subianto hingga Ganjar Pranowo tidak membahas persoalan tersebut.

“Sekarang itu kalau isu keamanan global kita sekarang ada pergeseran dari keamanan tradisional ke keamanan manusia atau human security,” tuturnya.

Ishaq mengatakan, ada beberapa fokus yang patut menjadi perhatian terkait isu human security. Fokus yang dimaksud, diantaranya kelangkaan energi, kelangkaan pangan, hingga keamanan dalam berpolitik dan lingkungan.

“Itu saya lihat kurang didalami baik oleh panelis dalam pertanyaannya maupun oleh para kandidat capres,” ujar Ishaq.

detik

Komentar