Khofifah: Ibu Jadi Pilar Penting Capai Ketahanan Nasional

Nasional896 Dilihat

Surabaya, (Metropolis.co.id) – Presiden RI Joko Widodo hadiri Harlah ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (20/1/2024). Jokowi mengingatkan rakyat Indonesia tidak terpecah gegara beda pilihan dalam Pemilu.

“Sebentar lagi kita akan pemilu. Pemilihan presiden dan legislatif. Proses pemilu penting dan menentukan, tapi kita tak ingin gara-gara pemilu, gara-gara beda pendapat, gara-gara beda pilihan kita saling menghujat, tidak boleh. Benar,” kata Jokowi yang memakai kemeja putih dipadu jas dengan sarung hijau dan peci hitam.

Jokowi mengingatkan kerukunan antar warga selama pemilu. Jangan sampai ada perpecahan atau konflik antara tetangga.

Sementara Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan kesiapan Muslimat NU mendukung dan menyokong visi Indonesia Emas 2045. Harlah ke-78 Muslimat NU mengambil tema ‘Membangun Ketahanan Keluarga Untuk Menguatkan Ketahanan Nasional’.

Menurut Khofifah, perempuan atau seorang ibu memiliki peran yang sangat besar karena menjadi pilar penting dalam membangun keluarga yang berkualitas dan menjadi sosok penentu atas pertumbuhan perkembangan anak-anak, baik fisik, mental, maupun spiritual.

“Inilah yang menjadi spirit dalam Harlah Muslimat NU ke-78 kali ini. Membangun ketahanan keluarga, untuk Menguatkan Ketahanan Nasional,” ungkapnya.

Khofifah mengatakan, tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Maka dari itu, lanjut Khofifah, Muslimat NU yang memiliki jumlah anggota hingga 30 juta orang terus berfokus pada upaya peningkatan kualitas keluarga melalui kaum ibu sehingga mampu menghasilkan generasi yang juga berkualitas, sehat, kuat, dan tangguh.

Presiden Jokowi hadiri Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama GBK/ Foto: Istimewa
Keluarga, lanjut Khofifah, merupakan bangunan terkecil dalam masyarakat, dari masyarakat tersusunlah suatu negara dan bangsa. Apabila keluarga baik, maka masyarakat menjadi baik, dari masyarakat yang baik lahirlah bangsa yang baik.

“Dengan kata lain, institusi keluarga adalah sarana awal pembinaan pembangunan manusia yang seutuhnya. Oleh karena itu, pembangunan keluarga yang kokoh dan tangguh, merupakan kebutuhan mendasar suatu negara,” terangnya.

Khofifah juga menyatakan bahwa Muslimat NU siap menurunkan angka stunting di Indonesia sesuai target pemerintah yakni 14 persen di tahun 2024.

Muslimat NU, tambah dia, telah melakukan serangkaian program dalam rangka mencapai target pemerintah tersebut. Program itu disebut sebagai program untuk mendukung Indonesia Emas 2045.

“Kami sudah melantik dan mengukuhkan Ibu asuh menurunkan stunting di semua provinsi,” ujarnya.

Tokoh Jawa Timur yang turut hadir Arum Sabil mengapresiasi Harlah Muslimat NU ke-78 yang berjalan sukses.

“Luar biasa seorang Ibu Khofifah bisa mengorkestrai acara sebesar dan semegah ini dan dihadiri lebih 150 ribu kader Muslimat NU. Jarang sekali di Indonesia, seorang ibu, bisa mengorkestra acara besar, dan Bu Khofifah bisa melakukan itu,” ujar Arum Sabil.

Arum yang juga panitia acara menyebut Khofifah menyiapkan acara dengan baik. Bahkan, detail terkecil pun tidak luput dari perhatian Khofifah.

“Bu Khofifah menyiapkan semaksimal mungkin, dan sebaik mungkin. Beliau ingin agar kader Muslimat bisa berkumpul, bersolawat bersama, bersilaturahmi. Alhamdulillah acara berjalan sukses,” tegas Arum Sabil.

Dalam acara tersebut, juga turut dibacakan ikrar komitmen Muslimat NU untuk menurunkan stunting. Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Presiden Joko Widodo, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan juga Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Hadir pula tokoh lainnya seperti istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid beserta putrinya, Yenny Wahid.

detik

Komentar