Debat Terakhir, Closing Statement Capres 01 dan 02 Optimis, Tapi 03 Cenderung Begini ?

Politik1621 Dilihat

Lampung, (Metropolis.co.id) – Closing Debat kelima menjadi penentu sekaligus penguat bagi pemilih untuk menautkan hatinya pada pasangan Presiden dan Wakil presiden pilihanya, selain itu debat terakhir mampu menampakkan watak asli para calon.

Dalam closing statement paslon 01 dan 02 bernada mengajak untuk kondusifitas, optimisme serta fokus menyampaikan harapan positif bila terpilih dengan visi misinya masing-masing.

Sementara Capres 03 lebih cenderung masih semangat dengan statement ‘kekhawatiran’ seperti masih menyinggung dugaan isu ham paslon lain yang menjadi ‘dagangan’ tiap kontestasi, soal politik dinasti, kemudian ketakutan soal pemimpin yang akan mengecewakan masyarakat, lalu soal riuh kampus-kampus saat ini.

Closing statement Capres Ganjar masih membeberkan hal-hal berbeda, padahal debat sudah berakhir dan ia sedang berupaya menggaet hati masyarakat melalui live closing statement dihadapan jutaan masyarakat indonesia.

Begini cuplikanya dirangkum dari hasil pernyataan didebat Capres kelima secara live di beberapa stasiun televisi dan jejaring streaming lainya yang juga kami lansir dari media online detik.com.

Anies Baswedan

Ibu bapak, saudara sebangsa yang saya cintai. Selama satu tahun lebih, kami berkeliling Indonesia berjumpa dengan jutaan rakyat. Mereka datang bukan mengharap bayaran. Mereka datang membawa harapan. Mereka menginginkan ada perubahan. Kondisi hidup yang lebih baik. Bisa lebih makmur.

Orang tua yang di malam hari melihat anaknya tidur dalam kondisi miskin dia melihat sambil mambayangkan ‘akankah anak saya tetap miskin tetap ini kelak? Bisakah mereka hidup lebih baik?’ Kami berjuang untuk perubahan, agar orang tua yang miskin itu bisa melihat anaknya tidur sambil berkata ‘syukur alhamdulillah, walaupun saya miskin, walau saya kelas menengah, tapi negara hadir untuk membantu anak saya punya masa depan yang cerah’

Perjalanan ini adalah perjalanan spiritual bagi kami. Setiap jabat tangan, setiap pelukan membawa pesan. Pesan yang mereka sampaikan sebagai ‘titip kami ingin Indonesia yang lebih baik, kami ingin Indonesia yang lebih adil. Dan kami tahu, Tuhan yang maha kuasa Allah SWT menginginkan kekuasaan yang welas asih, yang cinta kasih’

Karena itu, Tuhan yang maha kuasa, Allah SWT akan memberikan kekuasaan yang kepada yang dihendaki. Qulillāhumma mālikal-mulki tutil-mulka man tasyāu wa tanzi’ul-mulka mim man tasyā` bahwa tuhan akan memberikan dan mencabut dari yang dikehendaki.

Karena itu kami dalam berjuang menyadari betul cinta kasih, welas asih, ketulusan, keteguhan, menjadi bagian dari perjuangan ini. Kami menemukan orang-orang yang bertugas di lapangan bersama kami. TNI, polisi, ASN, kepada mereka kami ucapkan terima kasih yang luar biasa. Dan kami akan perhatikan untuk bisa hidup lebih baik setiap tahunnya nanti.

Kita juga menyaksikan ada yang menolak ini. Yang hidup dari ketimpangan ini. Yang justru merasakan kekuasaan dari ketimpangan ini. Itu yang akan kami lawan. Tapi kami tidak melawan dengan kebencian. Kami tidak melawan dengan rasa ketidaksukaan. Kami akan membawa ini dengan spirit suro joyo diningrat lebur dening pangastuti. Bahwa segala angkara murka akan kalah akan kebaikan.
Merah putih di atas semuanya. Penghormatan kepada kebhinekaan. Penghormatan kepada persatuan akan mengantarkan kita yang kita ikhtiarkan bersama-sama. Menjadi Indonesia yang cerdas, sejahtera, sehat. Kesetaraan, kesempatan bagi semua itulah yang akan kami bawa.

Setara bagi siapa? Laki-laki dan perempuan. Kaya dan miskin. Kota desa. Mereka yang berpendidikan umum, madrasah, pesantren, agama apapun, suku apapun. Dan kami akan tegaskan, negara tidak berdagang dengan rakyat. Negara tidak pelit dengan rakyat.

Negara tidak berpaling dari yang papa. Negara yang penuh cinta kasih kepada semuanya. Negara yang hadir dengan perasaan yang halus, yang rahman yang rahim. Kepada semua yang merangkul dengan perasaan cinta sebagai orang tua, sebagai abah bagi anak-anaknya semua. Yang mencintai semua dengan sepenuh hati. Memperhatikan yang paling bawah untuk meningkatkan kesejahteraan.

Yang di tengah terangkat. Bila yang terbawah terlupakan, yang di tengah pun akan terlupakan. Terhimpit. Karena itu pesan yang kami bawa adalah pesan negara yang menyayangi, negara yang welas asih. Dan negara yang membereskan soal ketimpangan. Negara yang membereskan soal ketidakadilan. Membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Yang menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat. Mari katong lakukan perubahan.

Prabowo Subianto

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Kita baru saja beberapa bulan ini melaksanakan kampanye yang penuh dengan semangat. Penuh dengan kontestasi. Kadang-kadang penuh dengan kata-kata yang keras. Tetapi i’tikad kita baik. Saya kira tiga paslon ingin yang terbaik untuk rakyat Indonesia.

Karena itu, saya atas nama Prabowo-Gibran dan atas nama Koalisi Indonesia Maju minta maaf kepada paslon 1 Pak Anies Pak Muhaimin dan paslon 3 Pak Ganjar Pak Mahfud. Seandainya dalam kampanye ada kata-kata kami atau perbuatan yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mohon maaf kepada KPU seandainya kami juga bertindak yang kurang pas. Keinginan kita adalah untuk berbuat yang terbaik dan kami selalu berjuang untuk yang terbaik.

Saudara-saudara sekalian, yang penting, kita harus membangun dan menegakkan kerukunan, persatuan, kekeluargaan di antara semua unsur dan semua kalangan bangsa Indonesia. Terutama kerukunan di antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Saya tetap menganggap Mas Anies, Mas Muhaimin, Pak Ganjar, Prof Mahfud adalah saudara sendiri. Kita berjuang untuk bangsa Indonesia. Kita berjuang karena cinta pada rakyat Indonesia.

Saudara-saudara sekalian, mana kala Prabowo-Gibran dan Koalisi Indoensia Maju, atas izin Tuhan yang maha besar, Tuhan yang maha esa, menerima mandat dari rakyat, kita akan jadi pemimpin nasional untuk seluruh rakyat Indonesia.

Saya akan jadi presiden untuk rakyat Indonesia. Termasuk yang tidak memilih saya. Dan termasuk yang tidak percaya sama saya. Saya akan berjuang untuk seluruh rakyat Indonesia.

Kami berjuang bertekad menghilangkan kemiskinan dari Indonesia. Kami bertekad menghilangkan kelaparan dan kurang gizi bagi rakyat Indonesia. Kami bertekad mengurangi angka kematian ibu-ibu yang sedang melahirkan. Kami berjuang untuk menghilangkan korupsi dari bumi Indonesia.

Kami berjuang bagi perdamaian bagi rakyat Indonesia dan bangsa Indonesia. Kami berterima kasih kepada semua pemimpin-pemimpin Indonesia. Semua presiden Indonesia, Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati, Pak SBY dan Pak Joko Widodo. Mereka ada putra-putri Indonesia. Kami terima kasih kepada mereka. Telah menjaga republik kita. Sekarang kita menikmati tidak terlibat dengan pertikaian dengan bangsa-bangsa lain. Kita sekarang fokus, musuh kita adalah kemiskinan, kelaparan, kesulitan rakyat. Harus kita atasi. Kita membangun Indonesia kuat, adil makmur, aman untuk semua. Adil untuk semua. Makmur untuk semua.

Ganjar Pranowo

Bapak ibu yang sangat hormati, saya dan Pak Mahfud punya tiga janji. Taat kepada Tuhan, patuh kepada hukum dan keadilan, dan setia kepada rakyat.

Kenapa ini harus kita sampaikan? Karena selama kita berkeliling kami mendengar baik-baik apa yang rakyat sampaikan. Mereka sampaikan, saya catat dalam tiga hal.

Pertama, bangsa ini sering kali dikecewakan pemimpinnya. Kita tidak ingin ini terjadi. Mulai dari fasilitas kesehatan yang tidak terpenuhi. Mulai dari pendidikan yang tidak inklusif.

Lapangan kerja yang tidak menjangkau lebih banyak orang. Atau barangkali bagaimana 1000 kehidupan pertama untuk mencegah stunting itu mesti betul-betul dilakukan agar bangsa ini punya investasi besar pada SDM Indonesia. Itu janji yang harus ditepati.

Kita tidak boleh lagi membiarkan kekecewaan itu terulang dan kemarahan rakyat itu muncul. Lalu mereka jadi apatis. Dan kali ini beri suara Anda kepada calon yang konsisten, visioner, yang mampu mendengarkan rakyat, negarawan, reformis dan tidak punya persoalan.

Selanjutnya, kita harus menjaga proses politik demokrasi dengan baik. Kita mesti melawan politik dinasti itu yang didukung oleh mereka yang statementnya sangat terbuka. Menguasai sepertiga kekayaan Indonesia. Sungguh rakyat merasa terluka karena statement itu.

Dan yang mementingkan kepentingan keluarga di atas kepentingan segala. Hari ini kampus berbicara, masyarakat sipil berbicara, dan kita sedang diingatkan agar track demokrasi bisa berjalan dengan baik. Dan jangan biarkan KKN subur lagi di Indonesia. Kita harus tegas menegakkan hukum.

Lima tahun yang lalu, dalam debat capres 2019, saya tim Kampanye Joko Widodo. Beliau menyampaikan dan kita diingatkan untuk tidak memilih pemimpin calon yang memiliki potongan diktator dan otoriter. Dan yang punya rekam jejak pelanggar HAM. Yang punya rekam jejak untuk melakukan kekerasan. Yang punya rekam jejak masalah korupsi. Saya sangat setuju apa yang beliau sampaikan.

Agar kriteria ini menjadi pegangan kita dalam memilih pemimpin.

Ketiga saya berjanji bersama Pak Mahfud, bila terpilih, kami tidak akan mengecewakan rakyat. Rakyat adalah sumber energi kami. Ruang-ruang terbuka diakomodasi. Mereka adalah detak jantung kami.

Mandat rakyat adalah amanah suci buat kami. Bismillahirohmanirohim. Kita mulai era baru di Indonesia, ketika tidak satu rakyat pun ditinggalkan. No one left behind. Dan kita memasuki era gotong royong, menuju Indonesia Unggul.

Terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan inspirasi, menitipkan harapan kepada pundak kami berdua untuk memilih nomor 3, Ganjar-Mahfud. Dan Insya Allah Indonesia pasti lebih baik.

Terima kasih kawan-kawan patner saya, pasangan nomor 1 dan 2. Kami senang hari ini kita bisa berdiskusi, bisa berdebat dan kita berada pada posisi yang sama-sama saling menghormati. Terima kasih rakyat untuk Indonesia yang lebih baik.

(Berita ini dirangkum apa adanya tanpa bermaksud merugikan capres lain, bilamana ada pebedaaan pendapat, makna kutipan kata, yang dianggap salah dan tidak sesuai maka silakan memberi pendapat lain yang bisa disampaikan melalui saluran yang disediakan)

Red

Komentar