5 Alasan Ini Kuatkan Rasulullah SAW Isra Miraj Jasad dan Rohnya

Nasional1681 Dilihat

Jakarta, (Metropolis.co.id) – Para ulama saling berbeda pendapat mengenai perjalanan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, apakah jasad atau hanya roh beliau saja yang pergi?

Salah satu ayat Alquran yang menguak tentang kisah Isra Miraj adalah Surat Al Isra ayat 1.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.”

Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, ayat ini tidak menjelaskan secara terperinci apakah Nabi Muhammad Isra dengan roh dan jasadnya, ataukah rohnya saja.

Itulah sebabnya para mufasir berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Mayoritas mereka berpendapat bahwa Isra dilakukan dengan roh dan jasad dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan tidur. Mereka itu mengajukan beberapa alasan untuk menguatkan pendapatnya di antaranya:

  1. Kata subhana dalam ayat 1 Surat Al Isr menunjukkan adanya peristiwa yang hebat. Jika Nabi di-isra-man dalam keadaan tidur, tidak perlu diungkapkan dengan meng-gunakan ayat yang didahului dengan tasbih
  2. Seandainya Isra itu dilakukan dalam keadaan tidur, tentulah orang Quraisy tidak dengan serta merta mendustakannya. Banyaknya orang Muslim yang murtad kembali karena peristiwa Isra menunjukkan bahwa peristiwa itu bukanlah hal yang biasa.

Kata-kata Ummu Hani yang melarang Nabi menceritakan kepada siapapun pengalaman-pengalaman yang dialami ketika Isra agar mereka tidak menganggap Nabi SAW berdusta, juga menguatkan bahwa Isra itu dilakukan Nabi dengan roh dan jasadnya.

Peristiwa ini yang menyebabkan Sayyidina Abu Bakar diberi gelar as-Siddiq karena dia membenarkan Nabi, dengan cepat dan tanpa ragu, ber-Isra dengan roh dan jasadnya, sedangkan orang-orang lain berat menerimanya

  1. Firman Allah SWT yang menggunakan kata bi’abdihi menunjukkan bahwa Nabi Isra dengan roh dan jasad karena kata seorang hamba mengacu pada kesatuan jasad dan roh.
  2. Perkataan Ibnu Abbas bahwa orang-orang Arab menggunakan kata ru’ya dalam arti penglihatan mata, maka kata ru’ya yang tersebut dalam firman Allah SWT Surat Al Isra ayat 17 berikut ini mesti dipahami sebagai penglihatan dengan mata.

وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ

Yang artinya, “Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia.”

  1. Yang diperlihatkan kepada Nabi waktu Isra dan Miraj adalah penglihatan mata yang mungkin terjadi karena kecepatan yang serupa telah dibuktikan oleh manusia dengan teknologi modern.

Semntara itu, beberapa mufassir yang lain berpendapat bahwa Isra dilakukan Nabi dengan rohnya saja.

Mereka ini menguatkan pendapatnya dengan perkataan Mu’awiyah bin Abi Sufyan ketika ditanya tentang Isra Nabi Muhammad SAW beliau menjawab:

كَانَ رُؤْيَا مِنَ اللّٰهِ صَادِقَةً…

Yang artinya, “Isra Nabi itu adalah mimpi yang benar yang datangnya dari Allah.”

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa Isra hanya dilakukan dengan roh saja dinilai lemah. Sebab sanad hadits yang dijadikan hujjah atau pegangan tidak jelas.

Republika

Komentar