Bandar Lampung, (Metropolis.co.id) – Untuk dapat meningkatkan kemampuan mengenai Analisis RASCH dalam penelitian kuantitatif , Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Raden Intan Lampung (RIL) gelar Bimtek Penelitian Kuantiitatif di Lantai 3 LP2M UIN Raden Intan Lampung dari tanggal 13 hingga 15 Mei 2024.
Bimtek pelatihan ni menghadirkan narasumber, yakni Bambang Sumintono,Ph.D. Sebagai Ahli di bidang RASCH sekaligus kepala program studi S3 Pendidikan UIII.
Dengan mengusung tema Bimtek Analisis RASCH Dalam Penelitian Kuantitatif , narasumber tersebut memaparkan Konseptualisasi variabel; (contoh: definisi kecerdasan), Mengukur variabel dengan instrumen (contoh: IQ test) dan Analisis variabel, hubungan antar variabel, statistik inferensial (contoh: uji perbedaan; uji hubungan).
Dekan FTK Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa Dosen sebagai Pengajar harus selalu meningkatkan kemampuan dan penelitian kuantitatif sesuai trend sekarang yaitu pengolahan data menggunakan Aplikasi model RASCH sehingga dapat meningkatkan dosen-dosen FTK dalam menulis jurnal baik Sinta maupun Scopus.
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Prodi Pendidikan Fisika FTK UIN RIL Sri Latifah, M.Sc. mengharapkan dengan Bimtek ini dapat meningkatkan kemampuan analisis penelitian bidang kuantitatif dosen FTK UIN RIL terutama dosen Pendidikan fisika.
“Melalui Bimtek ini, Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang bisa banyak membantunya adalah melakukan penilaian dan evaluasi pendidikan yang sifatnya komprehensif,” tutur Sri Latifah.
Sri menjelaskan, untuk itu pemodelan rasch sangat efektif digunakan. Hal ini karena pemodelan racsh mengubah data skor mentah menjadi data dengan interval yang sama sehingga menghasilkan skala pengukuran yang linier, presisi dan mempunyai satuan.
Pemodelan rasch dapat digunakan untuk analisis kualitas soal, mengetahui tingkat abilitas siswa dan tingkat kesulitan soal, sampai kepada deteksi miskonsepsi, adanya bias dalam soal, ataupun kemungkinan mengetahui adanya siswa-siswa yang mencontek.
“Hal ini menunjukkan bahwa rasch model bisa membantu guru (ataupun dosen) untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang dia lakukan, dimana perbaikan perlu dilakukan dan seperti apa karakteristik soal dan siswa/mahasiswa yang diajarnya. Sehingga upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat difasilitasi dengan lebih mudah, ilmiah dan tepat,” papar dia.
Viva
Komentar