Bandarlampung, (Metropolis.co.id) – Di tengah suasana pedesaan yang asri, sekelompok mahasiswa dari tiga perguruan tinggi Islam terkemuka di Indonesia bersatu padu menggelar workshop inovatif yang tak hanya sebagai solusi pengelolaan limbah organik tetapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat.
Workshop budidaya maggot diadakan pada Kamis, 1 Agustus di Padukuhan Jambu, Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Maggot merupakan larva dari jenis lalat yang bernama Black Soldier Fly (BSF). Maggot BSF dikenal memiliki berbagai manfaat, termasuk sebagai pakan ternak yang kaya protein, pengolah limbah organik, dan berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat.
Kolaborasi ini melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN SUKA), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Dengan semangat dan antusiasme, mereka memperkenalkan teknik budidaya maggot BSF kepada masyarakat setempat.
Fahmi Azrial, koordinator kegiatan dari UIN RIL, menjelaskan, “Melalui workshop ini, kami dapat berbagi pengetahuan tentang potensi maggot BSF dan cara budidayanya yang relatif mudah dan murah. Ini adalah salah satu upaya kami untuk memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya lokal.”
Para mahasiswa memberikan pengenalan teori dasar tentang maggot BSF, demonstrasi praktis budidaya, serta sesi diskusi.
Salah satu momen yang paling dinantikan adalah pembagian starter kit budidaya maggot BSF kepada seluruh peserta. “Kami berharap starter kit ini dapat membantu masyarakat menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan memulai budidaya maggot secara mandiri,” tambah Fahmi.
Kegiatan workshop ini diterima baik oleh masyarakat. Apresiasi tersebut diungkapkan oleh Dimas, Ketua Padukuhan Jambu. “Semoga pemahaman tentang budidaya maggot ini dapat diimplementasikan untuk menyokong perekonomian masyarakat di Padukuhan Jambu,” ujarnya.
Workshop ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari kelompok tani, kelompok ternak, dan tokoh masyarakat. Antusiasme peserta sangat terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi yang berlangsung selama sesi tanya jawab.
Dengan langkah kecil ini, harapan besar akan tercipta untuk memajukan ekonomi masyarakat melalui solusi pengelolaan limbah organik yang inovatif dan berkelanjutan. Kolaborasi mahasiswa KKN ini menjadi contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan dapat diterapkan secara langsung dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Humas UIN-RIL
Komentar