Medan, (Metropolis) — Setelah viral tentang wasit PON biang kerok, akhirnya dengan penuh pertimbangan Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) memberhentikan Royke Waney.
Ketua Umum (Ketum) PP Pertina, Komaruddin Simanjuntak mengatakan langkah itu diambil lantaran keputusan wasit dinilai tidak benar.
“Hari ini saya umumkan, wasit yang memimpin itu tidak benar. Saya menonaktifkan dia,” kata Komaruddin Simanjuntak, pada Minggu (15/9/2024).
Dia mengatakan, selama perhelatan cabor tinju PON XXI berlangsung hari ke 6, terdapat 2 peristiwa menonjol. Yakni pada hari pertama di pertandingan atlet Papua Pegunungan, Sema Dabi melawan Ahmad Harahap dari Sumut.
Usai pertandingan, pelatih Papua Pegunungan melayangkan protes secara verbal kepada panitia. Situasi pun sempat tidak kondusif, dan video ketegangan itu viral di media sosial (medsos).
“Kita langsung menjelaskan kepada pelatih dan official dan mereka menerima. Mereka akhirnya paham,” kata Komaruddin pada media online.
Kemudian di hari kelima, pertandingan antara petinju Sumut Joshua Harianja melawan Rusdianto Suku dari Lampung.
Saat itu Rusdianto dua kali memukul jatuh lawannya, tapi di akhir pertandingan, justru ia dinyatakan kalah melawan tuan rumah.
Keputusan yang tidak adil itu membuat pelatih tinju Lampung menyampaikan protes keras. Sebab dugaan kecurangan tak hanya dialami Rusdianto, tapi juga dua petinju Lampung lainnya.
Ketua Umum Pertina mengatakan dalam pelaksanaan PON memang ada semangat dan fanatisme kedaerahan dalam diri pengurus dan pelatih untuk meraih prestasi terbaik.
Namun Komaruddin berpesan untuk prestasi harus dicapai dengan cara yang baik dan benar, sesuai koridor hukum dan ketentuan IBA, PB Pertina dan PB PON.
“Bila ada permasalahan selama pertandingan, disampaikan kepada panitia pelaksana, bukan dengan tindakan yang merugikan,” kata dia.
Sementara Technical Delegate Tinju PB PON XXI, Muhammad Arisa Putra Pohan menerangkan terdapat beberapa poin yang harus dipahami dalam penilaian pertandingan tinju.
Seperti kriteria penilaian utama itu adalah skor. Skor diambil berdasarkan jumlah pukulan yang masuk mengenai target dan tidak disertai dengan pelanggaran.
“Hal tersebut telah diterangkan saat zoom meeting bersama pelatih dari setiap provinsi, sebelum pagelaran PON XXI berlangsung,” kata dia.
Kemudian dilanjutkan dia, jika jumlah skor kedua petinju imbang, maka diambil langkah selanjutnya yakni penilaian teknik, strategi dan taktik.
“Di dalam tinju tidak ada seri atau draw. Wasit harus menentukan pemenang berdasarkan penilaian itu,” tuturnya.
Wasit tinju Olimpiade Paris 2024 ini meminta seluruh pelatih baik pengurus cabang Pertina memahami aturan-aturan yang berlaku.
Sebab tanpa adanya complain pun, pihaknya tetap mengawasi kinerja wasit yang memimpin pertandingan.
“Semua wasit hakim yang tidak mengerjakan kinerjanya dengan baik, kita suspend tanpa dikomplain siapapun. Makanya kita tidak toleransi siapapun yang bikin ribut di ring,” tegasnya.
Red
Komentar