Padang, – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, secara resmi membuka Forum Ilmiah Neurologi Sumatera (FINEST) 2025 dengan tema “Experiences, Challenges, and New Trends in Neurology” di ZHM Premiere Hotel Padang, Sabtu (4/10/2025).
Dalam sambutannya, Gubernur menyoroti bahwa gangguan neurologis, yang melibatkan sistem saraf, merupakan penyumbang utama beban penyakit global. “Data Global Burden of Disease (2021) menunjukkan peningkatan beban penyakit akibat gangguan neurologis sebesar 18% sejak 1990, bahkan melampaui penyakit kardiovaskular,” paparnya.
Gubernur mengungkapkan kekhawatirannya atas data spesifik di Indonesia, di mana stroke menjadi gangguan neurologis utama. Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi stroke di Sumbar lebih tinggi dari angka nasional.
“Prevalensi stroke di Indonesia adalah 8,3 per 1.000 penduduk, sedangkan Sumatera Barat lebih tinggi yaitu 8,8 per 1.000 penduduk. Selain itu, beban pembiayaan kesehatan akibat stroke pada tahun 2023 mencapai Rp 5,2 triliun,” tegas Gubernur.
Sebagai upaya pencegahan, Mahyeldi menekankan pentingnya pengendalian faktor risiko melalui gaya hidup sehat, pola makan bergizi seimbang, dan menghindari rokok serta alkohol. Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah telah mengintegrasikan deteksi dini stroke ke dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sejak 2023.
“Kami berharap pertemuan ini dapat menjadi wadah berbagi pengalaman klinis dan menggali inovasi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan neurologi,” harapnya, menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, klinisi, dan masyarakat.
Mendukung pernyataan Gubernur, Ketua Kolegium Neurologi Indonesia, Prof. DR. Dr. Syahrul SpN, Subsp NIOO(K), menyatakan bahwa stroke tetap menjadi penyebab kematian dan disabilitas tertinggi.
“Berdasarkan data estimasi, 1 dari 4 orang diperkirakan terkena stroke dalam hidupnya. Setiap tiga detik, satu orang terdiagnosis stroke, setara dengan 12 juta kasus per tahun secara global, dengan setengah juta kematian,” jelas Prof. Syahrul.
Ia mengajak semua pihak untuk menjaga kesehatan sejak dini dan mengapresiasi komitmen Pemerintah Provinsi Sumbar dalam edukasi dan pencegahan stroke.
Acara FINEST 2025 ini dihadiri oleh para tokoh kunci kesehatan di Sumbar, termasuk Kepala Dinas Kesehatan dr. Aklima, MPH, Dekan FK Unand DR. Dr. Sukri Rahman, Direktur RSUP M. Djamil Padang DR. Dr. Dovy Djanas, serta para neurolog dan perwakilan PERDOSNI se-Sumatera. Forum ini diharapkan dapat memperkuat strategi penanganan gangguan neurologis di wilayah Sumatera. (adpsb)
Komentar