Sosok Putri Maya Rumanti Melakoni Peran Bintari di Film Danyang Wingit Jumat Kliwon

Nasional, Saburai130 Dilihat

Lampung, Metropolis.co.id – Film horor terbaru “Danyang Wingit Jumat Kliwon” resmi tayang dan langsung mencuri perhatian karena memadukan teror supernatural dengan mitos budaya Jawa yang jarang diangkat.

Salah satu yang ikut ambil bagian dalam film ini adalah Putri Maya Rumanti, pengacara asal Lampung yang tampil sebagai Bintari.

Kehadiran Putri dalam film ini menjadi sorotan tersendiri, terutama setelah ia mengungkap riset panjang dan temuan mengejutkan yang menjadi dasar pembuatan film tersebut.

Riset Setahun di Merbabu dan Temuan Wayang dari Kulit Manusia

Dalam pemutaran film di Bandar Lampung, Putri Maya Rumanti membeberkan bahwa cerita Danyang Wingit Jumat Kliwon bukan sekadar karangan fiksi.

Tim produksi menelusuri kisahnya hingga ke lereng Gunung Merbabu, tempat mereka menemukan kisah tentang wayang kulit yang dibuat dari kulit manusia—sebuah praktik gelap yang menjadi inti cerita film.

“Film ini mengangkat budaya Jawa yang benar-benar punya rekam cerita. Selama setahun, tim menelusuri sumbernya dan menemukan adanya wayang dari kulit manusia. Kami bahkan mendapat izin untuk mempelajari ritualnya,” ujar Putri, Jumat (21/11/2025).

Peran Tantangan: Sinden yang Dipersiapkan sebagai Tumbal

Awalnya dikenal sebagai pengacara, Putri mengaku peran di genre horor bukan bagian dari rencananya. Namun ia mengambil kesempatan ini karena tertarik mendalami mitos dan praktik budaya yang melatarbelakangi cerita film.

“Ini bukan peralihan profesi. Saya menerima peran karena rasa penasaran terhadap dunia mistis,” ucapnya.

Dalam film, Putri memerankan Bintari, seorang sinden yang terjebak dalam rencana ritual terlarang yang dijalankan Ki Mangun Suroto—dalang yang terobsesi memperoleh kesaktian.

Ia menyebut peran sinden ini menjadi tantangan tersendiri karena karakter tersebut masuk dalam skenario sebagai calon tumbal.

“Saya berperan sebagai sinden yang dipersiapkan sebagai tumbal agar dalangnya mendapatkan kekuatan. Itu tantangan besar buat saya,” jelasnya.

Horor yang Menyimpan Pesan Budaya

Menurut Putri, film ini tidak hanya menawarkan teror, tetapi menyisipkan pesan moral yang kuat.

“Horornya punya ciri khas karena membawa budaya Jawa. Ada pesan penting bagi penonton: jangan mudah percaya kepada siapa pun,” katanya.

Ia juga menilai film ini bisa dinikmati berbagai kalangan karena tidak sekadar mengeksploitasi ketakutan, melainkan menghadirkan budaya sebagai inti cerita.

Kolaborasi Aktor dan Atmosfer Jawa Klasik

“Danyang Wingit Jumat Kliwon” disutradarai Agus Riyanto dan dibintangi oleh Celine Evangelista, Fajar Nugra, Whani Darmawan, Djenar Maesa Ayu, serta Putri Maya Rumanti.

Film ini menggambarkan perjalanan gelap Ki Mangun Suroto yang menggunakan wayang kulit dari kulit manusia sebagai bagian dari ritual ilmu hitam dalam usahanya memperoleh keabadian.

Keberadaan Citra (Celine Evangelista) dan Bara (Fajar Nugra) menjadi poros cerita yang membawa penonton masuk ke dalam dunia penuh teror, suara gamelan misterius, hingga deretan penghuni padepokan yang menghilang tanpa jejak.

Dengan latar budaya Jawa yang kental dan riset mendalam yang diungkap Putri Maya Rumanti.

“Danyang Wingit Jumat Kliwon” menempatkan dirinya sebagai film horor lokal yang menawarkan cerita kuat, atmosfer mencekam, dan pesan yang relevan bagi penonton.

Red

Komentar