Program ‘Desaku Maju’ jadi Mata Air Peradaban dan Denyut Nadi Masyarakat Mulang Maya

Institusi, Saburai45 Dilihat

Di bawah langit Mulang Maya yang teduh, rombongan kecil dari Provinsi Lampung tiba membawa harapan. Anshori Djausal, Koordinator Tenaga Ahli Gubernur Lampung Bidang Kebudayaan, berjalan berdampingan dengan Rahmat Santori dan Pradana Putra, Kepala Dinas Pariwisata Lampung Utara.

Mereka datang bukan sekadar berkunjung, melainkan menjemput masa depan—masa depan yang hendak dijahit bersama masyarakat dalam wujud Kampung Budaya, Selasa (9/12/2025).

Langkah mereka disambut hangat di Nuwo Bandar Nato Suku Bujung (Sang Diwo Djagat). Dedi Nurman, Camat Kotabumi Selatan, berdiri bersama Alwan, Kepala Desa Mulang Maya, serta para tokoh adat yang menjunjung tinggi jejak leluhur.

Sambutan itu bukan sekadar formalitas, melainkan tanda bahwa tanah Mulang Maya masih berdenyut oleh ruh tradisi.

Dalam tutur yang tenang, Anshori Djausal menjelaskan bahwa kehadiran mereka adalah bagian dari program unggulan Gubernur Lampung,

“Desaku Maju”—sebuah ikhtiar besar yang memandang desa sebagai mata air peradaban. Program itu hendak menghidupkan kembali denyut ekonomi melalui Desa Budaya dan Desa Wisata, menjadikan setiap desa pusat kreativitas sekaligus benteng identitas.

“Program ini kami rancang agar desa-desa tumbuh mandiri, menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, merawat budaya sekaligus menggerakkan kehidupan,” ucapnya, seolah menggantungkan optimisme di udara Mulang Maya.

Ia menekankan bahwa desa bukan penonton pembangunan, tetapi penggerak yang memiliki suara, langkah, dan jati diri.

Dengan berkembangnya Desa Budaya dan Desa Wisata, terbuka pintu bagi ekonomi kreatif, terbentang jalan bagi masyarakat untuk menjemput kesejahteraan tanpa kehilangan akar budayanya.

Dari barisan tokoh adat, Ilham Puccak bangkit dengan kewibawaannya, menyandang gelar Sutan Ratu Sang Diwo Tuho Tuan Yang Besar Raja Yang Sakti.

Dalam ucapannya yang sarat penghormatan, ia menyatakan bahwa masyarakat adat Mulang Maya siap melangkah bersama.

“Kami siap menerima dan melaksanakan program prioritas dari Bapak Gubernur,” tuturnya, lantang namun penuh keanggunan adat.

Di sisi lain, Pradana Putra melihat kunjungan ini sebagai gerbang baru. Ia berjanji untuk segera mengumpulkan OPD terkait, menambal kekurangan, dan menyiapkan Mulang Maya agar benar-benar siap menjadi contoh bagi desa-desa lainnya.

“Mudah-mudahan ini menjadi momentum, agar Mulang Maya tampil sebagai pilot project yang menginspirasi,” ujarnya.

Kunjungan ini menjadi batu pertama yang diletakkan dengan kesungguhan. Di atas tanah Mulang Maya, tradisi, ekonomi, dan harapan bertemu, merangkai sebuah cita-cita: menjadikan desa ini bukan hanya Kampung Budaya, tetapi sumber cahaya yang menghidupkan kembali warisan Lampung Utara.

Red

Komentar