Catatan Prestasi di Refleksi Akhir Tahun KONI Lampung

Sport, Sport News147 Dilihat

Bandar Lampung, Metropolis – KONI Lampung menggelar refleksi akhir melalui giat diskusi santai bersama jurnalis olahraga Lampung dengan tema sinergi untuk prestasi dihalaman KONI Lampung, senin (29/12/2015).

Acara santai ini melibatkan langsung ketua umum KONI Lampung Taufik Hidayat Wakil Ketua Umum I, Margono Tarmudji, Waketum IV Achmad Chrisna Putra, Kepala Sekretariat Darmawan dan beberapa ketua dan wakil ketua bidang.

Pertemuan berlangsung interaktif membicarakan berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan dan yang akan berlangsung oleh kepengurusan KONI provinsi Lampung sejak dilantik Agustus 2026.

Taufi menyebut empat bulan di tahun 2025 telah melalui beberapa kegiatan di bidang pembinaan prestasi maupun kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka memenuhi keperluan sarana dan prasarana latihan dalam pembinaan cabang olahraga.

“Beberapa iven nasional yang sudah diikuti yakni PON Beladiri 1 di Kudus pada bulan Oktober 2025. Prestasi atlet-atlet Lampung memberikan harapan yang sangat baik untuk masa depan prestasi beladiri Lampung. Di PON Beladiri itu Lampung menempati urutan 10 besar, dengan perolehan medali 5 Emas, 6 Perak dan 9 Perunggu,” Kata Taufik.

Namun, lanjut Taufik, bukan soal peringkat yang harus difokus ke depan, namun real prestasi setiap cabang olahraga, contohnya beberapa cabang olahraga perorangan yang banyak memperebutkan medali seperti Atletik dan Renang.

Terkait berbagai kegiatan lainnya yang menyangkut sinergi untuk prestasi sebagai tagline KONI Provinsi Lampung, bahwa sampai saat ini, KONI sudah menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder yang dinilai dapat menjadi penunjang kinerja olahraga menuju prestasi.

“Dengan tagline Sinergi untuk Prestasi, kami maksimalkan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, tujuannya agar bisa memaksimalkan sarana-prasarana yang ada di kampus secara maksimal dipergunakan oleh berbagai cabor yang relevan untuk berlatih. Pada akhirnya akan menuju prestasi yang diinginkan,” tambah Taufik.

Tercatat dua perguruan tinggi negeri sudah teken kerjasama dengan KONI provinsi Lampung, yakni Universitas Lampung dan Institut Teknlogi Sumatera (ITERA).

“Dengan perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada pemanfaatan lahan atau venue yang bisa dipergunakan sebagai tempat latihan, namun juga terbuka kesempatan kerjasama sharing keilmuan, karena di Perguruan tinggilah banyak para ahli dalam bidang yang secara khusus bisa juga menunjang pembinaan olahraga,” tambahnya.

Suara Jurnalis

Dalam kesempatan ini Taufik secara terbuka memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang program yang ada di KONI Lampung dan pandangan para jurnalis yang selama ini bermitra dengan olahraga di KONI provinis Lampung.

Diantaranya memanfaatkan kerjasama dengan para pengusaha untuk berkolaborasi dalam pembinaan olahraga.

“Di Lampung ini banyak pengusaha besar, sehingga ini perlu dimanfaatkan. Misalnya dengan berkolaborasi membina cabang olahraga tertentu. Kalau mengandalkan dana pemerintah yang hanya stimulant pasti tidak akan cukup. Maka menurut saya, KONI Lampung bisa melakukan pendekatan kepada para pengusaha untuk turut dalam pembinaan olahraga Lampung,” kata Jamhari.

Keterbukaan Informasi

Yulius Putra dari Metropolis.co.id juga menyampaikan pernyatan terima kasih tentang keterbukaan informasi di organisasi KONI Provinsi Lampung selama ini

Sehingga media bisa melakukan akses perkembangan program pembinaan dan prestasi secara cepat pada yang berkompeten.

“Apresiasi kami pada KONI Lampung soal keterbukaan informasi, ketua dan jajaran membuka diri dan mudah di konfirmasi, sehingga media bisa memperoleh berbagai data yang diperlukan semoga pola komunikasi ini terus dipertahankan,” katanya.

Selain itu Putra menanyakan terkait persiapan PON beladiri di Manado 2026.

Taufik Hidayat menyampaikan bahwa dalam era kepemimpinannya di KONI Provinsi Lampung memang keterbukaan sebagai salah satu yang akan dilakukan.

“Terkait persiapan PON Beladiri sesi 2 di Manado, Lampung memiliki beberapa cabor yang bisa dibilang punya kualitas sebelumnya, seperti Hapkido, Kurash, dan Kickboxing. Cabor ini mempunyai rekam jejak bagus di kejuaraan tingkat nasional. Bahkan Kickboxing salah satunya memperoleh medali Perunggu di SEA Games Thailand beberapa waktu lalu. Dan masih ada lagi Tinju, Nabila Maharani, serta cabor lainnya,” tambah Taufik.

Muhaimin dari IDN Times menyampaikan menanyakan terkait MoU dengan beberapa stakeholder dan kelanjutannya.

“Follow up dari MoU dengan beberapa Perguruan Tinggi seperti apa ke depannya,” tanyanya.

Menurut Taufik, kerjasama itu salah satu bentuk upaya KONI provinsi Lampung dalam melengkapi tugas pembinaan prestasi, dimana salah satunya adalah ketersediaan venue latihan untuk beberapa cabang olahraga.

“Seperti saya sampaikan sebelumnya, bahwa kolaborasi dalam pembinaan sangat perlu dilakukan bersama stakeholder. Karena Kampus memiliki kemampuan untuk itu dan sarananya ada. Selain itu Kampus memiliki tenaga-tenaga ahli yang secara sport science mampu melakukan hal-hal non teknis dalam pembinaan. Penerapan keilmuan itulah yang juga diperlukan dalam pembinaan atlet,” kata Taufik.

Sinergi itu, lanjutnya, dilakukan secara massif sejak saat ini ke depan hingga mendapatkan hasil yang diinginkan bersama.

Hal lain yang ditanyakan awak media adalah soal pembinaan prestasi berjenjang yang berkualitas, dimana atlet-atlet yang dihasilkan dari iven-iven daerah bisa muncul ke tingkat provinsi.

Sementara Munizar dari Bacageh.id, menyampaikan bahwa cabang olahraga yang dalam teori pembinaannya berjenjang, sejak dari Porkot atau Porkab, ke Porprov dan selanjutnya ke PON, SEA Games dan selanjutnya tampaknya belum memenuhi standar yang diinginkan.

“Kebanyakan sekarang ini hanya menggugurkan kewajiban menggelar even. Karena ada yang hanya tiga cabor, lima cabor. Sementara cabor-cabor itu bukan cabor utama atau prioritas. Bagaimana menata ini agar kualitas itu sudah mulai dibangun sejak dari bawah,” tanyanya.

Menjawab pertanyaan ini Ketua Umum KONI Lampung mengatakan bahwa memang ini masih dalam tahap pendewasaan. Diakui bahwa saat ini dorongan KONI Provinsi untuk membangunkan semangat pembinaan di daerah masih pada tataran kabupaten agar kembali bangkit dan bersemangat.

“Seperti kita ketahui, memang saat ini KONI Provinsi sedang membangun semangat kawan-kawan di daerah. Karena ada daerah yang memang sama sekali tidak memiliki dana untuk menggelar Porkab, dan KONI provinsi mendorong dengan dana stimulant. Ini sudah berjalan, meskipun masih belum seragam,” ungkapnya.

Bukan Sekedar Peringkat

Saat ini, lanjut Taufik, masih ada yang menyelenggarakan hanya tiga cabor dan lima cabor, dan ada yang 28 cabor. Ini merupakan pertanda bahawa sudah mulai bangkit keinginan untuk melakukan pembinaan meskipun dalam keterbatasan.

“Nanti proses selanjutnya akn lebih ditata, dan diberikan standarisasi. Namun sebelum itu kami juga harus berfikir tentang kemampuan setiap daerah,” ucapnya.

Taufik kembali mengingatkan bahwa terkait peringkat nasional, seharusnya bukan hanya berpatokan akan mempertahankan peringkat saja. Namun sudah harus berfikir bagaimana penyebaran medali ada di seluruh cabang olahraga, terutama beberapa cabor perorangan seperti Atletik, Renang dan Beladiri. Karena di cabor-cabor ini banyak mempertandingan banyak nomor.

Taufik menyampaikan beberapa hal terkait prestasi lainnya, bahwa ada setidaknya 14 atlet lampung yang memperkuat kontingen merah-putih di SEA Games 2025 di Thailand.

“Yang dicapai atlet-atlet muda Lampung di tingkat nasional dan internasional cukup bagus. Para atlet Lampung pendukung kontingen Garuda Indonesia di SEA Games ke- 33 berhasil mendapatkan medali emas baik secara pribadi maupun beregu.” Kata Taufik.

Lampung juga masih terus bersiap untuk mengikuti berbagai iven nasional seperti:

PON Beladiri 2 – tahun 2026 di Manado, PON Indoor, PON Pantai dan Prakualifikasi PON 2027, kemudian persiapan PON reguler tahun 2028 di NTT-NTB.

DP/Red

Komentar