Kota Metro, (Metropolis.co.id) —Keluarga besar Merdeka FC dan suporter Viking Kota Metro, mengundang calon Walikota Metro nomor urut 2 Ahmad Mufti Salim Lc.MA di kediaman Ilham dan Gusti Berly di Kelurahan Imopuro, Kecamatan Metro Pusat, Minggu (8/11/2020) malam.
Mereka mengadakan syukuran sekaligus ingin menyampaikan kegelisahan atas kondisi Kota Metro saat ini. Dalam kesempatan itu, Mufti mempersilakan keluarga besar Merdeka FC dan Viking untuk menyampaikan keluh kesahnya, sekaligus mendengarkan apa solusi yang dimiliki calon dengan jargon Metro Bahagia itu.
Hendra Saputra, Ketua Merdeka FC, mengatakan, saat ini masalah pengangguran dan ketersediaan lapangan kerja menjadi momok yang menakutkan.
Banyak warga Metro khususnya di keluarga besar Merdeka FC sendiri yang merasakan PHK, turunnya omset dagangan (karena sebagian besar anggota Merdeka FC juga orang pasar), dan minimnya perhatian dari pemerintah.
“Kita ini sama-sama merasakan dampak ekonomi yang luar biasa Mas. Yang dagang omsetnya anjlok, yang bekerja ada yang di PHK, kami berharap program Suka Sate dan 22 ribu lapangan kerja baru itu bisa benar-benar direalisasikan Mas Mufti. Kami melihat program Mas Mufti paling realistis untuk dilakukan, maka kami juga berkomitmen membantu memenangkan Mas Mufti,” ujar Hendra dalam pembukaannya.
Hal senada disampaikan tuan rumah yang mengaku selama ini pemerintah tidak hadir untuk masyarakatnya. Sudah mengharumkan nama Metro, Lampung, bahkan Indonesia tapi tidak ada perhatiannya sama sekali.
“Anak saya itu sudah sampai internasional Mas Mufti, sebagai atlet olahraga. Tapi ya itu, semua ongkos sendiri, pulang sampai bandara hanya gitu-gitu saja. Tidak ada perhatian dan apresiasi dari pemerintah. Padahal anak saya itu bawa nama Metro kalau tanding di provinsi, bawa nama Lampung kalau kita tanding di level nasional, dan bawa nama Indonesia juga kalau tanding di internasional. Tapi sama sekali tidak ada dampak, atau sekadar perhatian dari pemerintah, sedih kami sebagai keluarga,” jelasnya.
Sementara itu Wayan, menyampaikan, masyarakat Metro ini butuh didengarkan, dirangkul, diajak ngobrol.
“Rakyat Metro ini sudah pinter-pinter. Sudah bosen dibohongi saat pilkada atau pemilu legislatif. Kami ini pengen didengarkan, diajak diskusi, diuwongke. Saya kira itu semua memang ada di Mas Mufti. Insha Allah amanah Mas Mufti saat memimpin Kota Metro,” tegasnya.
Sementara itu, Mufti Salim menanggapi satu persatu. Ia mengaku, konsep Suka Sate memang dikreasikan untuk membantu membuka 22 ribu lapangan kerja, bahkan lebih saat terpilih menjadi Walikota Metro. Nanti akan menyentuh ke sektor produksi, pemasaran, dan konsep pelatihannya.
“Sehingga orangtuanya di rumah produktif, anak-anaknya bisa masuk Mall Online yang nanti akan kita buat, rencananya prototipe nya akan kita launcing pada 22 November ini dan sudah bisa yang mau bergabung, karena kita sediakan 22 UMKM untuk slot tahap awal ini. Ini menjawab sekaligus soal subsidi ongkos kirim yang kita gagas. Kita realisasikan nyata,” ujar Mufti.
Terkait pembinaan atlet, Mufti memastikan ada dua aspek yang akan dikedepankan. Pertama aspek Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang memang menjadi leading sector untuk pembinaan atlet.
“Tapi juga akan kita backup sebagai alternatif kedua, kita siapkan anggaran di dana taktis Walikota yang nanti sifatnya hibah atau apa pun nanti kita kaji, sehingga bisa untuk tindakan cepat saat ada apa pun yang sifatnya tidak bisa menunggu karena lamanya anggaran cair. Dan keluhan ini sudah sering kita dengar saat saya menjadi anggota dewan, dan inilah alasan saya maju di Pilkada Kota Metro. Apalagi kultur Kota Metro saya merasa cocok,” tegasnya.
Sementara terkait dengan komitmen dan janji politik yang dituangkan dalam kontrak kerja, Mufti menyampaikan bahwa akan berusaha semaksimal mungkin menjalankannya. Pendekatan agama yang dilakukan adalah imam salat.
Benar imam ada di depan, tapi tidak berjarak dengan makmumnya. Benar imam bergerak lebih dulu, tapi tidak meninggalkan makmumnya.
“Imam selalu melihat dan memerhatikan kondisi makmum sebelum salat dimulai. Benar walikota di depan, tapi rakyat tetap diajak bicara, benar walikota yang mengatur penganggaran tapi rakyat hendaknya diajak diskusi atau diwungke mau dibawa kemana anggaran ini. Jadi rakyat merasa memiliki walikotanya, bisa ngadu ke bapaknya. Karena APBD itu uang rakyat juga, jadi mereka berhak tau,” ucapnya.
Sementara terkait dengan kejujuran dan amanah, Mufti tidak ingin mengatakan dirinya berjanji dan akan menepati. Menurutnya, tidak elok jika menilai diri sendiri.
“Jika ingin mengetahui komitmen saya, rakyat harus ngalah dulu, bantu jadikan saya walikota. Tapi kalau mau bukti lain, saya 16 tahun di DPRD, silakan ditanyakan ke teman-teman saya yang di DPRD, bagaimana seorang Mufti saat berjanji. Insha Allah kita amanah karena kembali lagi, ini soal agama yang kita anut untuk tidak boleh ingkar. Insha Allah sahabat-sahabat lama saya, paham karakter saya soal janji,” tegasnya.
Rls
Komentar