Rektor IAIN Batusangkar Jadi Narasumber Program KIIS

Padang274 Dilihat

Batusangkar, (Metropolis.co.id) – Program Kreatif Inspiratif Inovatif Solutif (KIIS), Jadi ASN Solutif Seri ke-76, hadir menyapa kembali secara virtual yang dimotori oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Rabu (23/03/22).

Berbeda dari kajian-kajian sebelumnya, KIIS sesi ke-76 yang dilaksanakan secara virtual mengangkat isu penguatan program moderasi beragama, yang dijabarkan oleh tiga pemateri, yakni Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar Sumbar Dr. Marjoni Imamora, M.Sc, Kepala Kankemenag Kab. Sleman DIY Drs. Sidik Pramono dan Kepala MAN 3 Sleman DIY Akhmad Mustaqim, S. Ag., M. A., dengan mengusung tema “ASN, Integritas, dan Penguatan Moderasi Beragama di Kampus dan Madrasah.”

“Agar semua ASN khususnya di wilayah Kemanterian Agama RI untuk dapat bersama-sama menyemai nilai-nilai moderasi beragama dalam Kebhinekaan disegala sendi kehidupan, ini menjadi indikator penguatan moderasi beragama yang menjadi program prioritas dalam RPJMN 2020-2024, yakni tentang toleransi, anti kekerasan, wawasan kebangsaan dan ramah tradisi,” kata Inspektur Wilayah I Itjen Kemenag RI, Dr. Maman Saepulloh, M. M.

Lebih lanjut Maman Saepulloh mengatakan jadilah ASN yang bijak dalam menyikapi pelaksanaan tugas masing-masing. Implementasi Nilai-nilai dasar ASN Kementerian Agama merupakan landasan bagi ASN Kementerian Agama dalam menjalankan tugasnya.

“Yaitu Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Integritas, Profesionalitas, Tanggungjawab, dan Keteladanan. Nilai-nilai tersebut merupakan manifestasi dari pelaksanaan fungsi ASN sebagaimana tertuang dalam pasal 10 UU nomor 5 tahun 2014 tentang ASN,” lanjutnya.

Sementara itu Dr. Marjoni Imamora, M. Sc. Rektor IAIN Batusangkar menyampaikan bahwa Moderasi beragama harus dimiliki oleh setiap ASN dalam bentuk Komitmen Kebangsaan (nasionalis, musyawarah, persatuan kesatuan), Toleransi (menghormati perbedaan), Anti Kekerasan (verbal, fisik) dan Akomodatif Terhadap Kebudayaan Lokal.

“Kita di IAIN Batusangkar terus berupaya untuk melaksanakan Penguatan Program Moderasi beragama. Ada 4 program yang terus dilaksanakan di IAIN Batusangkar dalam upaya peningkatan program mederasi beragama, yaitu menjalankan pemahaman beragama yang kaffah, melalui literasi digital yang baik, penguatan moderasi dalam hal pemberian tanggung jawab tridharma perguruan tinggi dan penguatan melalui Kegiatan Ekstra (TQM, Olah raga, Goro Bersama dll),” tutupnya.

Sidik Pramono Kepala Kankemenag Kab. Sleman DIY memaparkan KIIS sesi ke-76, Penguatan Program moderasi beragama, cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

“Pandangan implementasi penguatan program moderasi beragama di madrasah yang di paparkan oleh Akhmad Mustaqim kepala MAN 3 Sleman DIY mengatakan bahwa Moderasi Beragama kita masukkan ke dalam Kurikulum, Strategi penanaman moderasi beragama bagi peserta didik akan membangun kesadaran bahwa perbedaan itu nyata sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap toleransi baik antar ras, suku, maupun antar umat beragama maupun sesama umat beragama,” ujarnya.

Menyambung hal ini Akhmad Mustaqim menyikapi perbedaan dengan jalan berdiskusi secara open-minded dengan tidak berkeyakinan bahwa pendapat sendiri yang paling benar, kemudian serta merta menyalahkan pendapat orang lain. Tidak gampang menghakimi orang lain apabila tidak sejalan dengan keyakinan atau pemahaman pribadi/kelompoknya.

“Menumbuhkan sifat humanisme dalam kehidupan sosial. Pergaulan yang tidak membeda-bedakan latar belakang suku, ras, maupun agama. Sehingga diharapkan ini akan mampu menumbuhkan rasa saling bekerjasama dalam kegiatan kemasyarakatan/lingkungan kerja untuk mewujudkan tujuan bersama,” tutup Mustaqim.

Red

Komentar