Oleh: Poetra Vilia
Hari Pers Nasional selalu dinanti, baik ragam kegiatanya maupun substansi dari penyelenggaraanya, berbagai kategori penghargaan ada disitu, kepada wartawan, pemimpin, masyarakat umum, bahkan sampai pada olahraga dan budaya yang menyasar masyarakat penggiat.
Energi itulah yang selalu menjadi mahnet. Sehingga tak diragukan lagi bila event besar yang masuk kalender tahunan wartawan itu menjadi simbol merdekanya wajah-wajah jujur pelaku pers.
Mereka dianugerahi, mereka diajak, dikaryakan bahkan dinobatkan menjadi orang-orang terbaik di negeri ini, gelar itupun tak bisa didapat dimanapun, dikelas penobatan berbagai penghargaan wartawan, inilah yang terbaik panggungnya.
Secara umum, Hari Pers Nasional (HPN) diselenggarakan setiap tanggal 9 Februari.Karena bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985.
Berbagai kegiatan diselenggarakan pada setiap perhelatan HPN, ada anugrah jurnalistik disitu, Pameran Pers, Penghargaan untuk masyarakat pers, Inisiator terbaik di olahraga, Budaya, Seni dan sebagainya, ada Bakti Sosial, dan banyak juga lainya.
Bagi saya yang menarik adalah, tumpah ruahnya pelaku pers di sebuah kota dengan membawa pemikiran dan gaya mereka masing-masing, sehingga disitu akan muncul dialog dan komunikasi, lalu terbangun ikatan emosional yang kemudian menjadi ajang silaturahmi, makin ia ditinggalkan maka akan semakin kental kangenya.
Dari sekian banyak tujuan, kadang banyak yang melupakan misi Utama HPN yakni mengikuti acara, minimal acara inti, kebanyakan peserta hanya karena rasa ingin, tak mendapat nominasi, tak menerima anugrah, tak mau bertugas, hanya menjajah kuliner, ekplorasi wisata bahkan fokus berfoto ria mengulik keistimewan yang ada di kota tuan rumah.
Tak ada yang salah, semua sah-sah saja, tapi bagi saya akan lebih baik bila hadir dengan tujuan, misal selain mengikuti acara juga menorehkan cerita melalui berita kita di media. Sebab kita wartawan bukan pelancong kuliner.
Terlepas dari semua itu, bagi saya semua datang membawa kegembiraan, dari seluruh pelosok indonesia, berbagai suku untuk satu tujuan yakni merayakan hari Pers nasional.
Sepenggal pengalaman pribadi, beberapa kali pelaksanaan HPN, saya baru sekali mengikuti nya, pertama saat HPN Kendari, dan kedua mungkin besok HPN 2023 di Medan.
Hal itu pula dulu yang saya terapkan saat HPN di Kendari, Sulawesi Utara tahun 2022, selama mengikuti HPN saya hanya memikirkan berita, saya ingat ketua PWI saat itu menyisihkan satu tiket dengan perjanjian bila ikut saya wajib buat berita (Team Publikasi), maka kuota terakhir untuk saya itu sangatlah berharga.
Iya memotong waktu tidur dengan merilis berita pun saya sanggup.Dan itu benar saya lakukan dengan senang hati, meski teman sekamar saya kadang tak senang, sebab melulu megang HP, lucu kalau diingat.
Tapi ternyata hal itu tidak menjadi sia-sia, saat mereka sepanjang acara hanya memanfaatkan untuk jalan-jalan foto disana sini, kuliner dan sebagainya, tapi saya yang dengan tugas tadi sebagai tukang tulis terus saja konsisten, hingga acara selesai tugas saya pun selesai.
Menariknya selesai acara berbagai penghargaan, saya pulang justru membawa penghargaan dari PWI Pusat sebagai Media No 3 Terbanyak menayangkan berita Hari pers Nasional 2022 di Sultra, Kendari.
Ketua PWI saya bangga, teman PWI saya bangga, bahkan teman sekamar saya juga sangat bangga, karena media yang saya ampu yakni Metropolis.co.id bertengger di no 3 diantara media besar lainya sekelas antara dan detik, saya merasa senang, bangga karena setidaknya nanti HPN 2023 di Medan saya ada tujuan minimal mengambil penghargaan itu.
Karena secara jadwal penyerahan piagam akan dilaksanakan di HPN berikutnya (Medan), hal ini juga sudah dikonfirmasi pihak PWI Pusat, bahwa 2023 akan dilakukan penyerahan simbolis, semantara untuk lomba penulisan HPN berikutnya juga akan tetap ada.
Mungkin terdengar sedikit berlebihan, ia hanya selembar tulisan penghargaan yang mungkin berbentuk piagam, tetapi hal itu menyadarkan saya, bahwa benar HPN itu bertabur penghargaan. Itu juga yang membuat saya mulai kental rindu dengan HPN yang akan datang.
Tak hanya itu, tahun depan ada tugas dan tantangan baru yang wajib saya selesaikan, yakni sebagai pengurus SIWO PWI Lampung, dalam tugasnya saya perlu hadir sebab akan ada rapat kerja nasional SIWO disitu, sementara tantanganya adalah akankan Lampung membawa penghargaan kembali ??
Karena selain inisiator budaya, ada kategori Inisiator peduli olahraga disitu, setidaknya itu menjadi porsi kami SIWO PWI Lampung untuk mengajukan inisiator untuk bidang olahraga.
Ini juga akan jadi ajang kebanggaan daerah, semoga saja kita dipertemukan dengan HPN berikutnya.Dengan doa, semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan, Aamiin YRA.
Tabikpuuuun
Komentar