Jakarta, (Metropolis.co.id) – Polisi menguak kenyataan baru di balik permasalahan pencetakan duit palsu Rp 22 miliyar di kawasan Srengseng Raya, Jakarta Barat. Duit tersebut rencananya hendak ditukarkan dengan duit asli yang hendak dimusnahkan Bank Indonesia (BI).
“Uang palsu yang dibuat oleh para terdakwa nantinya hendak dijadikan bahan buat mengubah duit yang hendak di-disposal oleh Bank Indonesia. Maksudnya kalau duit palsu ini nantinya hendak dijadikan perlengkapan buat mengubah terhadap duit asli yang hendak di-disposal oleh Bank Indonesia,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra kepada wartawan, Jumat (21/6/2024).
Bersumber pada halaman formal BI, duit yang dimusnahkan oleh BI ialah duit yang tidak layak edar, baik berbentuk duit lusuh, duit cacat, duit rusak, ataupun duit rupiah yang masih layak edar yang dengan pertimbangan tertentu tidak lagi memiliki khasiat murah dan/atau kurang diminati oleh warga dan duit yang sudah dicabut/ditarik dari peredaran.
Pemusnahan duit kertas dicoba oleh BI dengan metode diracik sehingga tidak menyamai duit kertas, baik dengan memakai mesin sortasi duit kertas (MSUK) dan/atau mesin racik duit kertas (MRUK). Sedangkan itu, pemusnahan duit logam dicoba dengan metode dilebur ataupun dengan metode yang lain sehingga tidak menyamai duit logam.
Polisi berkata pada April 2024, laki-laki bernama samaran P, yang masih jadi buron, memesan duit palsu Rp 22 miliyar kepada Meter yang ialah dalang sindikat tersebut. Duit tersebut dihargai seperempat harga serta hendak dibeli senilai Rp 5,5 miliyar
“Para terdakwa memproduksi duit palsu pecahan Rp 100 ribu sebanyak Rp 22 miliyar sebab memperoleh pesanan dari orang Jakarta yang bernama Kerabat P (DPO) yang dijanjikan 1 banding 4 serta berakhir lebaran Idul Adha hendak dibayarkan sebesar Rp 5,5 miliar,” jelasnya.
Dikala itu METER juga menghasilkan modal Rp 300 juta buat membeli seluruh peralatan buat mencetak duit palsu tersebut. Mulanya penciptaan dicoba di kawasan Gunung Gadis Kabupaten Bogor, serta beralih ke Sukabumi, Jawa Barat.
“Produksi duit palsu baru berakhir 50 persen, sewa gudang di wilayah Gunung Gadis habis. Berikutnya Kerabat METER pindah ke Vila Sukaraja, Sukabumi, yang dibantu oleh Kerabat Y serta FF buat melanjutkan penciptaan duit palsu tersebut hingga dengan penciptaan duit palsu berakhir 100 (persen),” jelasnya.
Sehabis penciptaan berakhir mereka beralih ke kawasan Srengseng Raya, Jakbar. Belum pernah duit palsu diserahkan ke laki-laki P, sindikat tersebut diringkus Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
“Selanjutnya duit tersebut dibawa dari Villa Sukaraja, Sukabumi, mengarah Jakarta serta sesampainya di posisi serta tempat tersebut dijadikan buat memotong serta pengepakan duit palsu serta rencana hendak diserahterimakan sehabis Lebaran Idul Adha 2024. Data dari P (DPO) menunggu bank buka serta hendak dibayarkan sebesar Rp 5,5 miliar,” jelasnya.
Sampai saat ini polisi telah menetapkan 4 laki-laki bernama samaran Meter YA, FF, serta F selaku terdakwa Keempatnya saat ini telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Mereka dijerat dengan Pasal 244 KUHP serta Pasal 245 KUHP juncto Pasal 55 serta Pasal 56 KUHP.
Pihak kepolisian masih memburu 4 buron yang lain yang diprediksi ikut serta dalam permasalahan tersebut. 4 pelakon yang masih diburu masing-masing laki-laki bernama samaran U selaku owner kantor akuntan publik serta laki-laki bernama samaran I selaku operator mesin cetak. Terdapat pula laki-laki P serta A, yang ialah pembeli duit palsu.
detik
Komentar