Bandarlampung, (Metropolis.co.id) – Perpustakaan Nasional RI, Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI), dan Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-15 tahun 2024.
Kegiatan mengangkat tema “Artificial Intelligence dalam Perpustakaan Digital”, pada 6-8 Agustus 2024, di Grand Mercure Lampung.
KPDI pertama kali diadakan di Bali pada 2-5 Desember 2008, bersamaan dengan International Conference on Asia-Pacific Digital Libraries (ICADL) ke-11. Perpustakaan Nasional RI bersama beberapa pimpinan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia menjadi inisiator konferensi ini.
Sampai KPDI ke-8, konferensi ini diorganisir Steering Committee yang difasilitasi Perpustakaan Nasional RI. Sejak KPDI ke-9 di Makassar, organisasi konferensi ini diserahkan kepada FPDI, yang dibentuk berdasarkan rekomendasi KPDI ke-8 di Bogor pada 4 November 2015. Pada Juli 2024, AD/ART FPDI telah didaftarkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk memperkuat legalitas forum tersebut.
Ketua FPDI Prof. Dr. Drs. Jonner Hasugian, M.Si., dalam sambutannya menyatakan, hari ini telah dilaksanakan Kongres Pertama FPDI untuk pengesahan AD/ART dan pengurus periode 2024-2027. Melalui AD/ART, FPDI membuka kesempatan luas bagi individu maupun institusi untuk menjadi anggota forum.
KPDI ke-14 yang berlangsung di Malang pada 9-11 Agustus 2023, secara aklamasi merekomendasikan dan menugaskan Unila sebagai tuan rumah KPDI ke-15 setelah mengajukan kesiapannya.
“Pada akhir sesi KPDI ke-15 ini, kita akan menjaring tuan rumah penyelenggara KPDI ke-16 yang direncanakan berlangsung pada 2025. Bagi peserta yang berminat menjadi tuan rumah dapat mengajukan diri dengan mempersiapkan presentasi tentang kesiapan mereka,” tambah Ketua FPDI.
Tema “Artificial Intelligence dalam Perpustakaan Digital” akan dikaji dalam KPDI ke-15 dengan menghadirkan dua pakar terkemuka di bidang tersebut yakni, Prof. Yudho Giri Sucahyo dari Universitas Indonesia dan Prof. Dr. Eng. Admi Syarief dari Unila.
“Prof. Yudho adalah anak seorang pustakawan dari Surabaya dan Prof. Admi berhasil menciptakan Sistem Kecerdasan Buatan di Bidang Kesehatan,” ujar Ketua FPDI.
KPDI ke-15 menerima 96 judul makalah, meningkat dari 94 makalah pada KPDI ke-14 di Malang. Namun, hanya 16 makalah yang dapat dipresentasikan karena keterbatasan sumber daya dan waktu. “Makalah yang dipresentasikan adalah hasil penelitian pustakawan, pemerhati perpustakaan digital, mahasiswa, dan dosen, yang telah lolos seleksi oleh reviewer kompeten di bidangnya,” jelas Ketua FPDI.
Ketua FPDI mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan KPDI ke-15, termasuk Rektor Unila, Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Lampung, Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Lampung, dan Pejabat Gubernur yang hadir untuk membuka acara.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dan jajarannya yang telah memberi dukungan sejak KPDI-1 hingga KPDI-15, dan kiranya dukungan ini akan terus berlanjut di masa mendatang,” tutupnya.
Humas UNILA
Komentar