Lampung : Ribuan orang Mahasiswa Universitas Lampung yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Unila Berdaulat, meminta Rektorat mencabut rancangan peraturan Rektor No.3 tahun 2017 dan pencabutan rancangan Ormawa karena dianggap merusak demokrasi kampus dan ‘membelengggu’ mahasiswa.
Aksi tutntutan ini masih berjalan hingga hari ini dari selasa lalu, bahkan dikabarkan sebelum kembali menurunkan massa lebih besar, semalam rombongan aksi sempat menduduki rektorat dan bertahan hingga hari ini.
“Kami yang sedang menduduki rektorat hingga pagi ini, kami memanggil kembali ribuan teman-teman terlibat kemarin untuk kembali turun aksi dan meninggalkan kelas-kelasnya pukul 07.00 WIB di Rektorat Lantai 2 memakai almamater Unila,”Seru Presiden Mahasiswa Unila Muhammad Fauzul Adzim melalui sambungan telephone pada metropolis.co.id, Rabu, (03/10/2018).
Dalam tuntutanya Presma Unila ini juga menyatakan ke prihatinan karena adanya dugaan tindakan diskriminatif kepada mahasiswa melalui upaya anti demokrasi serta politisasi kampus yang melanggar tugas dan kewenanganya masing-masing.
“Copot jabatan rektor, WR atau dekan, WD yang mendiskriminasi, mengintimidasi serta melukai hati mahasiswa,”tegas mahasiswa jurusan Fakultas Hukum angkatan 2014 ini.
Sementara itu, menanggapi adanya gejolak massa dan seruan ratusan mahasiswa nya, Rektor Universitas Lampung Prof Dr Ir Hasriadi Mat Akin MS, langsung memberikan tanggapanya, pihaknya menyebut akan menampung aspirasi mahasiswa, namun secara konkrit beliau belum dapat menyimpulkan dalam waktu dekat karena posisinya masih di luar negri.
“Ya, saya kira kalau peraturan membuat mahasiswa tidak kreatif dan terbelenggu juga akan merugikan institusi. Saya masih yakin mahasiswa akan ikut membesarkan Unila bersama rektor,” kata Hasriadi, pukul 08.05 WIB, Rabu (03/09/2018) pada radarcom.id yang berhasil melakukan percakapn WA pribadi dengan sang Rektor.
Penulis : Yus Sutan Rais
Komentar