Soal Kerugial PLN Rp.18 Triliun, Ini Kata Menteri BUMN

Nasional196 Dilihat
(Foto : net/Ist)

Jakarta : PT PLN (Persero) mengalami kerugian pada kuartal III-2018. Berdasarkan keterbukaan informasi, kerugian PLN tercatat Rp 18,48 triliun.

Menanggapi hal tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjelaskan hal tersebut terjadi karena adanya pelemahan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Urusan PLN itu karena ada rupiah yang melemah, sehingga ada yang dikatakan unrealized loss. Ini karena PLN punya kewajiban membayar dengan dolar AS,” kata Rini di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Unrealized loss adalah kerugian yang belum terealisasi, jadi kerugian terjadi di pembukuan. Bukan kerugian riil yang terjadi pada usaha.

Dia menambahkan selama ini PLN sering kali kontrak dengan independent power producer (IPP) dan menggunakan dolar AS untuk transaksi pembayaran.

“Kalau sekarang saya bayar memang akan segini (rugi), tetapi sekarang belum ada yang dibayar jadi belum realize. Keadaan PLN itu sehat secara cashflow, kan kalau perusahaan yang penting bagaimana cashflow-nya. PLN itu sangat sehat,” jelas dia.

PLN mengantongi pendapatan usaha Rp 200,9 triliun. Angka itu naik 6,9% dari pendapatan usaha di kuartal III-2017 sebesar Rp 187,88 triliun.

Namun jumlah beban usaha perusahaan naik dari Rp 200,3 triliun menjadi Rp 224 triliun. Beban paling besar adalah beban bahan bakar dan pelumas yang naik cukup tinggi yakni dari Rp 85,28 triliun menjadi Rp 101,87 triliun.

Hal itu membuat rugi usaha sebelum subsidi naik dari Rp 12,42 triliun menjadi Rp 23 triliun. Sementara ditambah subsidi pemerintah naik tipis dari Rp 36,19 triliun menjadi Rp 39,77 triliun.

Sehingga laba setelah subsidi anjlok cukup parah dari Rp 23,76 triliun menjadi Rp 16,69 triliun. Beban keuangan perseroan juga bertambah dari Rp 14,78 menjadi Rp 16,18 triliun.

Penulis : Putra/Detik

Komentar