Bandar Lampung : Rektorat Universitas Lampung bergerak cepat menyelesaikan soal adanya duka yang tengah menimpa kegiatan mahasiswa tingkat fakultas, bahkan sebagai konfirmasi. Rektorat juga menyebut dan memastikan Bahwa mahasiswa yang meninggal dan mengalami kecelakaan serta luka saat Diksar, bukan dari UKM Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung (Mapala Unila).
Wakil rektor Bidang kemahasiswaan, Prof Aom Karomani menyebut bahwa insiden itu kini sedang ditangani pihak Dekan dan Wakil Dekan FISIP Unila, namun terkait adanya berita tak terkonformasi yang menyebut kejadian itu di ranah Mapala Unila adalah tidak benar dan tidak ada hubunganya.
“Bukan, bukan Mapala Unila Itu ya, jangan salah paham itu pecinta alam tingkat Fakultas, itu ranahnya dekan dan Wakil dekan, ni lagi bantu kita komunikasikan,” ujar Prof.Aom Karomani, Selasa (01/09/2019).
Dijelaskanya, Mapala Unila adalah UKM tingkat Universitas itu berbeda, baik jalur dan koordinasinya, terkait Mapala Unila sendiri memang sedang baru selesai melakukan Diklat tapi semua sukses dan berjalan lancar dengan melahirkan tujuh orang anggota baru.
“Kalau Mapala Unila ini kan tingkat Universitas, jadi gak ada hubunganya, beda jalur koordinasinya, kalau Mapala Unila sudah clear ya, mereka baru diksar juga tapi sukses dan gak ada masalah, mereka juga sudah punya SOP dan semua kegiatanya teritegrasi,” jelas Profesor yang juga merupakan satu dari tiga Calon Rektor Unila saat ini.
Saat disinggung mengenai duka yang menimpa kegiatan mahasiswa pecinta alam tingkat fakultas itu.Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang membantu menyelesaikan permasalahan ini dengan mengumpulkan Dekan dan para Wakil dekan.
“Siang ini kita rapat yah dengan Dekan dan Wakil Dekan, pasti kita responsiflah, meskipun otonominya ada di tingkat Dekanat, walau bagaimanapun kita satu kesatuan, nanti kita bantu cari formula dan solusinya bersama,” demikian Aom Karomani.
Senada dengan pihak rektorat, Ketua Umum Mahasiswa pecinta alam Universitas Lampung (Mapala Unila), Yunita Solin mengatakan, kejadian itu bukan Mapala Unila, kemudian ia juga mengucapkan belasungkawa dan duka mendalam yang menimpa calon anggota yang meninggal pada saat diksar kegiatan pecinta alam Cakrawala FISIP.
“Kadang suka salah persepsi, Mahasiswa pecinta alam singkatanya memang Mapala, tapi perlu juga diketahui Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung (Mapala Unila) cuma satu di Indonesia, untuk pola pendidikan kita berbeda sesuai aturan masing-masing, 25 tahun lalu memang kita pakai nama DIKSAR untuk penerimaan mahasiswa baru, tapi kemaren sempat ada evaluasi dan kita pakai istilah DIKLAT untuk beberapa tahun terakhir ini,” ungkap Yunita.
Kemudian soal penerimaan calon anggota baru, Yunita juga menuturkan bahwa dua tahun terakhir Mapala Unila sudah berevulosi dan memakai prinsipĀ ‘Smart dan Education’, dimana pola pendidikan pembentukan fisik sudah berbeda jauh dari sebelumnya, selain menyesuaikan zaman Mapala Unila juga berupaya menggagas pola pendidikan dengan SOP yang jelas.
“Kita sempat mengalami evaluasi juga dulu yah, dimana saat itu kita harus berevolusi, baik konsep pendidikan, pembentukan fisik dan sebagainya, sehingga dari evaluasi itu kini kita punya SOP jelas, hal ini juga hendaknya dapat ditiru UKM lain, ya kalau disebut kita jadi Pioner ya bolehlah ya, karena itu harapan Rektorat, kalau perubahan itu baik kenapa tidak,” urainya.
Mahasiswi jurusan administrasi negara FISIP ini juga mengucapkan duka mendalam terhadap keluarga besar UKM cakrawala, Ia juga memberi suport agar masalah ini segara dapat diselesaikan dengan baik, sehingga kejadian ini jadi pembelajaran bersama.
“Tetap semangat kepada keluarga besar Cakrawala, semoga dalam pernyelesaianya didapatkan win win solusi yang baik bagi para pihak,”tukasnya.
Putra
Komentar