Implementasi Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Anggrek Alam Berbasis Android di Kebun Raya Liwa

Kabar Kampus424 Dilihat

Bandar Lampung, (Metropolis.co.id) – Rabu, 16 Agustus 2023, Universitas Lampung (Unila) bekerja sama dengan Kebun Raya Liwa telah melakukan pengembangan potensi anggrek alam melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Diseminasi Hasil Riset (PKM-DHR) berjudul “Implementasi Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Anggrek Alam Berbasis Android”.

Kegiatan ini dilakukan beberapa dosen Jurusan Ilmu Komputer dan Biologi, Fakultas MIPA, Unila yaitu Prof. Admi Syarif, Ph.D., Dr. Mahfut, M.Sc., Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., Dr. Sri Wahyuningsih, M.Sc., dan Dr. Kurnia Muludi, M.Sc.

Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Lampung Barat (Sukimin, S.I.P., M.M.), Kepala UPTD Kebun Raya Liwa (Khoirul Umur, S.E.), Kepala UPT TPA Bahwai (Raden Budiman, S.E.), karyawan Kebun Raya Liwa, serta mahasiswa dengan total peserta 30 orang.

Kebun Raya Liwa adalah kebun raya daerah pengembangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang terletak di Way Mengaku, Balik Bukit, Liwa, Lampung Barat. Salah satu jenis koleksi unggulan Kebun Raya Liwa yang perlu dijaga kelestariannya adalah anggrek alam.

Tumbuhan ini merupakan flora asli Sumatera Bagian Selatan yang bersifat endemik yang memiliki peran penting sebagai induk persilangan dalam pemuliaan tanaman. Sejauh ini, Kebun Raya Liwa telah melakukan pengembangan potensi anggrek alam melalui konservasi ex-situ.

Alasan utama dilakukan konservasi karena keberadaan anggrek alam di habitat aslinya (hutan) dilaporkan sangat berkurang akibat pembalakan hutan dan eksplorasi secara berlebihan. Selain itu, infeksi penyakit juga menjadi kendala utama dalam budidaya dan pengembangan potensinya.

Anggrek koleksi Kebun Raya Liwa merupakan hasil eksplorasi bersama antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Hutan Lindung pada ketinggian 0–2.000 meter di atas permukaan laut.

Eksplorasi untuk pengayaan koleksi tumbuhan di Kebun Raya Liwa dilakukan sejak tahun 2011. Dari hasil eksplorasi dan sumbangan tumbuhan anggrek untuk pengayaan KRL sampai November 2013 jumlah total koleksi anggrek Kebun Raya Liwa adalah 805 spesimen yang termasuk dalam 425 nomor koleksi (60 marga, yang teridentifikasi sampai tingkat jenis sebanyak 214 nomor koleksi).

Semua koleksi anggrek di Kebun Raya Liwa ditata dan dipelihara dalam rumah paranet anggrek. Jumlah nomor koleksi paling banyak adalah dari marga Dendrobium yaitu 48 nomor, diikuti Eria sebanyak 40 nomor dan Bulbophyllum sebanyak 38 nomor.

Berdasarkan penelitian kami sebelumnya, ditemukan infeksi penyakit virus, bakteri, jamur, dan campuran pada anggrek alam di Kebun Raya Liwa. Selain itu, berdasarkan informasi langsung dari Kepala UPTD Kebun Raya Liwa, Khoirul Umur, S.E., diketahui karyawan dan teknisi lapangan Kebun Raya Liwa belum memiliki pengetahuan dalam identifikasi infeksi penyakit anggrek serta pengendaliannya.

Upaya pengendalian penyakit yang selama ini masih dilakukan secara konvensional, yaitu dengan metode eradikatif dan preventif. Metode tersebut dinilai kurang efektif karena menggunakan pestisida komersial yang mahal dan membahayakan lingkungan.

Kegiatan PKM-DHR ini bertujuan untuk keberlanjutan hasil penelitian sebelumnya yaitu Penelitian Terapan berjudul “Implementasi Metode Profile Matching Pada Sistem Pakar Penyakit Anggrek Alam di Kebun Raya Liwa Berbasis Web” yang dibiayai Hibah Penelitian DIPA BLU LPPM Universitas Lampung Tahun 2021 dengan nomor kontrak 4740/UN26.21/PN/2021.

Kegiatan PKM DHR ini dilakukan dengan pengembangan metode diagnosis dan pengendalian penyakit anggrek alam di Kebun Raya Liwa melalui penggunaan aplikasi “Sistem Pakar” penyakit anggrek alam berbasis android yang lebih praktis, cepat, akurat, efektif, dan efisien.

Kegiatan ini dapat menjadi wadah transfer pengetahuan antara tim pengabdian dengan Kebun Raya Liwa. Dengan kegiatan pengabdian ini diharapkan membantu diagnosa dan pengendalian infeksi penyakit anggrek alam di Kebun Raya Liwa dengan lebih praktis, cepat, akurat, efektif, dan efisien.

Metode rumusan pemecahan masalah dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan, dan diskusi antara tim pengabdian dan para peserta. Tahap pelatihan dilakukan melaui demonstrasi unduh dan penggunaan aplikasi mengikuti panduan buku saku yang telah dibagikan.

Tahap diskusi dilakukan melalui berbagi kendala penggunaan di lapangan dan topik kegiatan penelitian pengabdian sebagai keberlanjutan kerja sama. Tahap pelatihan penggunaan aplikasi meliputi tampilan pada halaman menu utama seperti menu diagnosa penyakit, pestisida, bantuan, tentang dan tips.

Pada halaman menu diagnosis ini pengguna dapat memilih salah satu gejala umum, gejala identifikasi, dan gejala spesifikasi yang ada. Setelah memilih gejala pengguna dapat menekan tombol diagnosa dan kemudian aplikasi akan menampilkan hasil diagnosa berupa nama penyakit dan solusinya.

Pada antarmuka halaman menu penyakit terdiri dari daftar penyakit dan detail penyakit yang dapat diliha pengguna. Pada antarmuka halaman menu pestisida menampilkan daftar merk fungisida dan bakterisida yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit anggrek.

Pada antarmuka halaman menu bantuan menampilkan daftar bantuan cara penggunaan aplikasi yang dapat membantu pengguna. Pada antarmuka halaman menu tentang berisikan informasi tentang aplikasi dan pembuatnya (developer).

Dan pada antarmuka halaman menu tips menampilkan tips-tips pengendalian penyakit anggrek yang dapat membantu pengguna dalam menangani anggreknya yang sedang terserang penyakit.

Kegiatan ini merupakan bagian Program Kerja Sama (PKS) FMIPA Unila dengan Kebun Raya Liwa sebagai mitra, dengan karyawan dan teknisi lapangan sebagai sasaran utama kegiatan ini. Hasil kegiatan ini diharapkan pihak Kebun Raya Liwa memahami dan mampu mengaplikasikan pengembangan metode pengendalian penyakit anggrek alam sebagai upaya konservasi.

Lebih lanjut, pihak Kebun Raya Liwa juga diharapkan mampu melakukan diagnosis dan pengendalian infeksi penyakit anggrek alam secara mandiri.

Humas UNILA

Komentar