Payakumbuh — Dari 10 Nagari yang ada di Kota Payakumbuh, Nagari Parambahan menjadi penutup pelaksanaan program Satu Nagari Satu Event untuk tahun 2025.
Kegiatan yang digelar di Kantor KAN Parambahan, Minggu (02/11/2025) itu mengangkat tema “Mangombang Siriah”, sebuah tradisi adat Minangkabau yang sarat makna penghormatan antar keluarga.
Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman mengatakan, pelaksanaan kegiatan di Parambahan merupakan event terakhir dari sepuluh nagari yang berpartisipasi dalam program tersebut sepanjang tahun 2025.
“Event ini menjadi penutup untuk tahun 2025. Seluruh rangkaian kegiatan nantinya akan berpuncak pada perayaan Payakumbuh Barolek Godang saat HUT Kota Payakumbuh pada Desember mendatang,” kata Wawako Elzadaswarman.
Ia menuturkan, program Satu Nagari Satu Event menjadi wadah penting dalam menjaga dan memperkuat pelestarian adat serta budaya lokal di tengah derasnya arus modernisasi.
“Kita berharap kegiatan ini tidak berhenti hanya pada seremonial. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya harus benar-benar melekat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Elzadaswarman juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam kegiatan adat dan kebudayaan di nagari. Menurutnya, pelestarian adat akan terus hidup jika diwariskan dan dipraktikkan oleh generasi penerus.
“Anak-anak nagari harus memahami nilai-nilai adat sebagai pedoman dalam berperilaku, bersosialisasi, dan membangun kehidupan bermasyarakat yang beradab,” tambahnya.
Tradisi Mangombang Siriah yang ditampilkan masyarakat Parambahan menggambarkan prosesi adat dalam meminang.
Dalam tradisi itu, keluarga perempuan menyambut kedatangan rombongan pihak laki-laki dengan tata cara adat yang dijalankan turun-temurun, mulai dari penyambutan tamu, penyampaian kata adat, hingga penyerahan sirih sebagai penghormatan dan penerimaan.
Ketua KAN Parambahan, W. Dt. Tamarajo, mengatakan, pelaksanaan tradisi tersebut merupakan bentuk pelestarian nilai-nilai adat Minangkabau yang mengajarkan kesopanan dan penghormatan antar keluarga.
“Tradisi ini kami tampilkan kembali agar generasi muda memahami bagaimana adat Minangkabau menempatkan sopan santun dan penghormatan sebagai nilai utama dalam kehidupan sosial,” ujarnya.
Ia menambahkan, Mangombang Siriah tidak hanya menjadi tontonan budaya, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat agar tetap mengenal dan mengamalkan ajaran adat dalam kehidupan sehari-hari.
“Siriah dalam adat Minangkabau bukan sekadar perlambang, melainkan wujud penghormatan dan keikhlasan dalam menjalin hubungan baik. Kami di KAN Parambahan berkomitmen menjaga tradisi ini agar tidak hilang ditelan zaman,” katanya.
Pemko Payakumbuh terus memperkuat upaya pelestarian adat dan budaya melalui penguatan lembaga adat seperti LKAAM, KAN, dan Bundo Kanduang, baik di tingkat kota maupun nagari.
Dukungan pemerintah diberikan melalui fasilitasi kegiatan dan bantuan anggaran yang dikelola Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga.
W Dt. Tamarajo menyampaikan apresiasi atas dukungan tersebut. Menurutnya, kerja sama antara pemerintah dan lembaga adat menjadi faktor penting dalam menjaga kesinambungan tradisi lokal.
“Kami berterima kasih kepada Pemko Payakumbuh yang telah memberikan dukungan penuh sehingga kegiatan adat ini dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Ia berharap, kegiatan seperti Satu Nagari Satu Event dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya sebagai bagian dari upaya memperkuat identitas budaya dan memperkenalkan kearifan lokal sebagai daya tarik wisata.
“Tradisi seperti ini bukan sekedar pertunjukan, tetapi juga cerminan jati diri masyarakat Parambahan. Inilah cara kami menjaga marwah adat di tengah kemajuan zaman,” pungkasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua DPRD Kota Payakumbuh Wirman Putra, Kepala Disparpora Kota Payakumbuh Yunida Fatwa, Ketua LKAAM Kota Payakumbuh YB. Dt. Parmato Alam, Camat Latina, KAN 10 Nagari, Bundo Kanduang, serta undangan lainnya. (MC/Zl)







Komentar