Bupati Lamsel Gelar Reuni SMA Tunas Harapan 1986-1987

Lampung Selatan208 Dilihat
Bupati Lamsel Gelar Reuni SMA Tunas Harapan 1986-1987

Lampung Selatan, (Metropolis.co.id) – Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto, temu kangen (Reuni) bersama teman-teman SMA Tunas Harapan, Bandar Lampung alumni 1986-1987, di Dinas Bupati setempat, Sabtu (15/08/2020).

Selain untuk bersilahturahmi, menurut Nanang moment reuni tersebut merupakan salah satu cara untuk mengenang sekaligus melepas rindu bersama teman-teman masa SMA dulu.

“Alhamdulillah hari ini saya dipertemukan kembali dengan teman-teman SMA saya dari SMA tunas harapan alumni 1986 – 1987 bandar Lampung, dan hadir juga beberapa teman terdekat saya seperti Yanto, Asril, dan teman sebangku saya ibu rokayah, banyak cerita-cerita dimasa SMA yang kami ceritakan hari ini,” kata Nanang.

Sementara Rokayah, teman sebangku Nanang pada masa SMA dulu mengaku sangat mengenal sosok Nanang yang cukup nakal pada masa itu. Kendati begitu, menurutnya Nanang adalah salah satu teman yang baik dan supel.

“Ya kita gak nyangka juga sih dengar-dengar Nanang sekarang sudah berhasil, karena kita memang tidak tau nasib seseorang. Kalau dibilang nakal saya juga bisa dibilang nakal, cuma nakal masa remaja ya sudah sewajarnya saja lah ya,” ujar Rokayah.

Selalu ada cerita yang berkesan dimata seorang kerabat atau teman dekat pada zaman SMA dulu. Salah satunya Seperti yang diungkapkan Yanto, teman sekelas Nanang di SMA. Yanto bercerita sedikit kesan yang diingat kala itu, bahwa Nanang pernah menjual sepatu hanya untuk jalan nonton bareng teman.

“Kalau kejadian yang berkesan bareng pak Nanang itu ada, jadi dulu itu pengen jalan nonton dia jual sepatu dulu 2 ribu perak dulu itu, dulu itu sepatunya masih Adidas,” ungkap Yanto sambil melempar tawa, seraya mengingat kejadian itu.

Ketika ditanya soal ijazah Nanang yang diisukan palsu, Yanto mengungkapkan rasa kekecewaannya. Ia pun merasa sakit hati dengan adanya kabar tersebut. sebab dia mengatakan, pernyataan yang dilayangkan Kades Margodadi, tentang kepalsuan ijazah Nanang tersebut tidaklah benar.

“Jadi yang bilang pak Nanang tidak sekolah itu bohong, karena aku sekelas sama dia dari kelas 1 sampai kelas 3, gak pernah pindah-pindah. Pak Trimo (Kades) bilang segala macam itu, termasuk sakit hati juga aku, karena aku sekelas sama dia (Nanang), sangking dekatnya dulu dia juga pernah tidur dirumah aku, aku juga pernah tidur tempat dia,” jelas Yanto.

Kmf

Komentar