Bandar Lampung, (Metropolis.co.id) – Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) berkesempatan mengikuti magang pada perusahaan peternakan di Newcastle Waters di Australia Utara melalui program Northern Territory Cattlemen’s Association (NTCA) bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), dan universitas mitra di Indonesia.
Program NTCA dirancang untuk memberikan pembelajaran praktis dan langsung, pengembangan hubungan dan pertukaran budaya antara industri sapi potong di Indonesia dan Australia Utara.
Salah satu mahasiswa Unila yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program ini adalah Zulvina Afrianti, seorang mahasiswa jurusan Peternakan angkatan 2020.
Untuk mendapatkan program magang tersebut, Zulvina menjalani proses seleksi yang panjang dimulai dari tes internal melalui alumni dan dosen, Interview dan test TOEFL dengan minimal skor 450.
Zulvina menuturkan sebelum ia ditempatkan di Newcastle Waters wilayah Barkly barat Northern Territory selama enam minggu, ia diberi beberapa pelatihan seperti, pelatihan berkuda, mengendarai motorbike, mengenai pengendalian sapi potong, mengenai biosekuriti peternakan di Australia, dan pertolongan pertama.
Mendapat kesempatan untuk terjun langsung ke dunia kerja di luar negeri, ia merasakan banyak culture shock yang didapatkan seperti, perbedaan budaya, serta perbedaan waktu dan cuaca antara Indonesia dengan Australia.
” Culture shock pasti ada tetapi hal tersebut menjadi sebuah tantangan yang sangat excited saya rasakan, ” ujarnya saat diwawancarai oleh Humas Unila.
Menurutnya, keahlian yang sangat diperlukan dalam menjalankan program tersebut adalah berbahasa Inggris, pengetahuan tentang peternakan sapi potong, hubungan antara peternakan Indonesia dengan Australia serta dibutuhkan juga fisik yang kuat dan sehat.
Dengan mengikuti program magang ini, ia berharap dapat menambah pengalaman serta pengetahuan di bidang peternakan khususnya manajemen sapi potong yang baik agar dapat membantu meningkatkan pembibitan peternakan di Indonesia.
“Di Indonesia berfokus pada penggemukan sapi potong, sedangkan australia berfokus pada pembibitan sapi. Supaya Indonesia tidak tergantung pada ekspor sapi dari negara lain, Indonesia dapat mengimplementasikan manajemen pemeliharaan dan biosekuriti peternakan Australia pada peternak kecil dan tentunya peternakan besar agar peternakan Indonesia secara menyeluruh dapat semakin baik dan berkembang,” pungkasnya.
Humas UNILA
Komentar