Mahasiswa KKN Galakkan Program STBM sebagai Upaya Jamban Sehat Desa ODF di Pekon Sanggi

Kabar Kampus510 Dilihat

Bandar Lampung, (Metropolis.co.id) – Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan program untuk mengubah perilaku sehat dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat menggunakan metode pemicuan. Program ini bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat untuk memutus rantai penyakit dan keracunan dengan berpedoman sesuai pilar STBM.

Open Defecation Free (ODF) merupakan kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat mempengaruhi penyebaran penyakit berbasis lingkungan sehingga untuk memutuskan penularan harus dilakukan rekayasa pada akses ini.

Agar akses masyarakat pada jamban sehat harus mencapai 100% pada seluruh komunitas, lewat program kerja STBM dan ODF, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) berupaya menekan risiko dari pola hidup yang tidak sehat tersebut.

Program kerja ini dilakukan di Pekon Sanggi, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Kabupaten Tanggamus, pada Sabtu, 3 Februari 2024. Bekerja sama bersama dengan pihak puskesmas dan pekon sanggi, dengan langkah pertama, mendata masyarakat yang belum memiliki jamban, kemudian data tersebut diserahkan pada pihak puskesmas.

Masyarakat yang ada dalam data tersebut dikumpulkan untuk dilakukan sosialisasi ODF dibalai Pekon Sanggi, dengan pemaparan materi oleh Enda Setiana, S.K.M., selaku pihak puskesmas. Materi yang disampaikan terkait bagaimana cara menguubah perilaku hidup sehat dengan tidak membuang air besar sembarangan.

Dalam sosialisasi ini juga dijelaskan dampak dari buang air besar sembarangan, dan bagaimana contoh jamban sehat yang layak digunakan. Program ini diinisiasi Kelompok KKN terdiri dari, Haikal Suryawan, M. Alfan Suryawijaya, Fitra Ballack Albana, Miranda Dwi Sapitri, Dewi Nur Huly, Triya Arisandi, Syaharani Shella Salsabila, dibina Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Feni Rosalia, M.Si.

Tujuan Tim KKN Unila memilih program kerja ini salah satunya, program ini merupakan prioritas nasional dalam menanggulangi buang air sembarangan dan Indonesia menjadi nomor dua negara yang paling tinggi angka buang air besar sembarangan, yaitu berjumlah 58 juta orang, hal ini bisa menjadi pemicu stunting.

Haikal Suryawan, selaku Koordinator Desa berharap, setelah dilaksanakan program kerja ini, masyarakat Pekon Sanggi dapat memahami bahaya buang air besar sembarangan.

“Lewat program ini, saya berharap masyarakat memiliki bekal pengetahuan untuk mengubah kebiasaan buruk dalam melakukan buang air besar sembarangan ini. selain itu kami juga berharap, dengan program kerja ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat yang belum memiliki jamban sehat,” ujar Haikal.

Pekon Sanggi sangat tepat menjadi sasaran progja ini karena dialiri sungai dan masih banyak warga buang air besar di sepanjang sungai di Pekon Sanggi. Selain itu, setiap tahun ada anggaran pembuatan jamban bagi warga yang belum memiliki jamban, sehingga sangat membantu dalam mewujudkan jamban sehat.

Khozandar, selaku Kepala Pekon Sanggi menyampaikan, dengan sosialisasi ini, masyarakat dapat memahami akibat buruk dari buang air besar sembarangan. Dengan demikian masyarakat dapat memiliki jamban sehat. Selain itu pemerintah juga siap membantu untuk pengadaan jamban sehat bagi masyarakat yang dianggarkan dari dana desa.

Hasil jangka panjang yang didapat dari program kerja ini masyarakat mendapatkan kesadaran untuk menguubah perilaku buruk, salah satunya membuang air besar sembarangan, sehingga Pekon Sanggi bisa menjadi Desa ODF.

Dengan anggaran desa dan bekal ilmu pengetahuan terkait buang air besar sembarangan, dapat membantu Pekon Sanggi menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Humas UNILA

Komentar