Satu Nagori Satu Iven: Wujud Nyata Pelestarian Budaya Minangkabau di Payakumbuh

Payakumbuh212 Dilihat

Payakumbuh — Pemko Payakumbuh terus memperkuat pelestarian budaya Minangkabau di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi melalui program Satu Nagori Satu Iven.

Program ini menjadi wadah bagi setiap nagari untuk menggelar kegiatan adat yang memperkuat identitas lokal sekaligus mempererat kebersamaan masyarakat.

Kegiatan yang digelar di Nagari Sungai Durian, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, Minggu (21/09/2025), mengangkat tema “Malomang jo Mangalamai, Sumarak Manyambuik Hari Rayo”.

Acara tersebut menghadirkan prosesi adat yang melibatkan ninik mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat, hingga generasi muda.

Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman mengatakan, Satu Nagori Satu Iven adalah bentuk komitmen pemerintah menjaga warisan budaya di tengah gempuran budaya luar dan perkembangan teknologi yang begitu cepat.

“Covid-19 sudah mengubah pola pikir kita semua. Mau tidak mau, suka tidak suka, zaman sudah berubah dengan sangat cepat. Kalau kita tidak bergerak, budaya kita akan semakin terpinggirkan. Program ini menjadi salah satu cara kita memperkuat akar budaya,” kata Wawako Elzadaswarman.

Menurutnya, digitalisasi tidak harus dianggap sebagai ancaman, melainkan bisa menjadi sarana memperkenalkan budaya lokal ke audiens yang lebih luas.

“Kita ingin anak-anak muda merasa bangga dengan budaya mereka sendiri. Melalui kegiatan seperti ini, mereka melihat langsung nilai-nilai adat dan ikut serta dalam melestarikannya. Kalau kita hanya bicara tanpa aksi, lama-lama budaya kita hanya tinggal cerita,” ujarnya.

Elzadaswarman menegaskan, keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah kota, kata dia, hanya berperan sebagai fasilitator.

“Budaya itu akan hidup kalau dipraktikkan bersama-sama, bukan hanya ditonton. Pemerintah siap mendukung penuh selama masyarakat juga berkomitmen menjaga warisan budaya ini,” tutupnya.

Ketua DPRD Kota Payakumbuh Wirman Putra mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, Satu Nagori Satu Iven bukan sekadar acara seremonial, tetapi bagian dari pembangunan karakter dan identitas daerah yang perlu dipertahankan secara berkesinambungan.

“Kegiatan seperti ini harus menjadi agenda tahunan yang terus berkembang. DPRD siap mendukung agar budaya kita tidak hanya sekadar dikenang, tetapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari,” katanya.

Ia juga menilai, program ini memiliki potensi besar dalam menggerakkan sektor ekonomi kreatif.

“Selain menjaga budaya, kegiatan ini juga memberi dampak ekonomi bagi masyarakat. Pedagang, pelaku UMKM, dan sektor pariwisata akan ikut merasakan manfaatnya,” tambahnya.

Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Sungai Durian Irman Dt. Pangulu Sati menekankan bahwa pelaksanaan kegiatan adat ini merupakan momen penting untuk memperkuat persatuan di tengah masyarakat.

“Tradisi ini bukan hanya soal melestarikan adat, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan. Semua elemen masyarakat terlibat, mulai dari ninik mamak, bundo kanduang, hingga generasi muda. Ini bukti bahwa budaya kita masih hidup dan relevan dengan kondisi saat ini,” ujarnya.

Dia juga menyebut, adat dan tradisi Minangkabau akan tetap bertahan selama ada komitmen dari semua pihak untuk menjaganya.

“Kalau kita memegang adat, maka nagari akan kuat dan harmonis,” katanya.

Ketua Panitia Pelaksana Bundo Zulfida menjelaskan bahwa persiapan kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat. Menurutnya, antusiasme warga menjadi faktor utama suksesnya acara ini.

“Kami melihat semangat masyarakat luar biasa. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penutupan, semua saling membantu. Ini yang menjadi kekuatan kita dalam melestarikan budaya,” ungkapnya.

“Semoga acara ini menjadi pemicu pelestarian adat budaya Minangkabau, sehingga Payakumbuh benar-benar dikenal sebagai kota yang berbudaya,” pungkasnya. (MC/Zl)

Komentar