Kalianda, (Metropolis.co.id) – Orang tua sang anak 12 tahun yang viral soal dugaan penculikan menyesalkan sikap pihak sekolah yang mencecar anaknya seperti interogasi, selain itu dirinya mengaku tetap meyakini apa yang disampaikan anaknya adalah sebuah kebenaran.
Orangtua korban, Nasrullah mengatakan, dirinya bersama keluarga merasa kecewa atas sikap pihak sekolah yang membuat video pengakuan sang anak, meski terungkap pengakuan baru dari sang anak tetapi ia tetap meyakini apa yang disampaikan anak adalah suatu kebenaran.
“Kalau menurut keterangan anak saya, yang mengalami kan anak saya, bahkan dia berani bersumpah bilang iya,” kata Nasrullah
Nasrullah juga menyebut pasca dicecar pertanyaan oleh pihak sekolah, anaknya kembali pulang dengan kondisi menangis, sang anak juga mengaku usai diinterogasi guru di kator sekolahan yang bersangkutan.
Baca Juga : Ternyata Isu Penculikan Anak di Lamsel Hoax, Ini Pengakuan Sang Anak !
“Kemaren waktu anak pulang dia menangis, jadi ditanyalah sama ibuknya, ya itulah keterangan diarang (anaknya) ditanya gurunya, ditanya lagi sama ibuknya, trus anak saya mengaku disuruh guru mengakui bahwa penculikan itu bohong,” jelasnya.
Ramai soal perbedaan informasi, masih kata Nasrullah, kini sang menaku malu karena ada ketakutan potensi bully bila tetap bersekolah disekolah semula, jadi sebagai inisiatif dan permintaan sang anak minta dipindah sekolah.
“Saya dan keluarga melihat kondisi anak saat ini sedang down, ia tidak mau lagi sekolah, anak tidak mau sekolah dulu dan meminta pindah,” ujarnya.
Baca Juga : Waspada, Jangan Biarkan Anak Tanpa Pengawasan, Ini Resikonya !
Terkait selisih informasi yang belum dapat disimpulkan, Dinas PPPA Lampung Selatan langsung kerumah sang anak dan menyebutkan, apapun perkembanganya tetap sang anak harus dijamin pendidikanya.
“Ya kemaren sore saya dapat berita, informasi yang berkembang anak ini dianggap berbohong, jadi saya dari PPPA langsung menemui sang anak. Kemudian dari hasil pendekatan kami, anak itu meminta pindah sekolah lain, jangan sampai anak ini tidak mendapatkan pendidikan, ini anak-anak kita semua mereka harus bersekolah,” ujar Kepala dinas PPPA Lamsel, Anas Rullah di lokasi pagi ini.
Sebagai antisipasi, kata Anas Rullah, pihaknya kedepan akan mencari solusi agar tidak terjadi hal serupa dan bilamana harus terjadi akan lebi cepat dan mudah diseelesaikan secara bersama.
“Mulai 2020 ini kita akan membentuk Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), yang unsurnya dari masyarakat dari selurug desa, jadi ketika ada kejadian tersebut kita bisa cepat tanggap,” demikian Anas Rullah.
Dendi Hidayat
Komentar