Terisolasi, Dua Ribu Jiwa Warga Pulau Subesi Harapkan Bantuan Dari Puncak Gunung

Terisolasi, Dua Ribu Jiwa Warga Pulau Subesi Harapkan Bantuan Dari Puncak Gunung

Lampung Selatan : Akibat terjangan Tsunami yang menimpa Lampung Selatan, hingga sore ini tercatat sekitar 60 rumah rusak baik itu sekala ringan dan berat dan dua ribuan jiwa dari empat dusun di pulau Subesi terjebak diatas gunung, hingga sore ini belum ada bantuan yang sampai baik itu makanan maupun perobatan.

Kabar ini disampaikan oleh sekretaris Desa Pulau Subesi, Syamsir kepada Metropolis.co.id melalui sambungan telepon, dengan nada teegesa-gesa ia menyampaikan laporan bahwa hingga saat ini mereka masih memilih menyelamatkan jiwa ke pegunungan karena sebagian rumah hunian mereka mengalami rusak.

“Untuk dampak ada sekitar 60 rumah dari emat dusun yang ada di pulau Subesi mengalami rusak bang, baik itu skala berat dan ringan, sehingga kita memilih memgamankan diri ke gunung karena hunian kami rusak dan khawatir ada Tsunami susulan,”Ujarnya melalui sambungam Telepon, Minggu (23/12/2018).

Terisolasi, Dua Ribu Jiwa Warga Pulau Subesi Harapkan Bantuan Dari Puncak Gunung

Selain mengalami kerusakan rumah dan kehilangan materil, salah seorang warga juga mengalami kehilangan anak balita berinisial MZ (5tahun) akibat terseret arus air yang menerjang desa mereka saat itu, sehingga anak tersebut harus terpisah dari orang tua nya.

“Korban jiwa belum ada tapi ada satu balita yang sementara dinyatakan hilang. Bagaimana nasibnya belum diketahui hingga saat ini,”Jelasnya.

Lebih lanjut syamsir menerangkan, hingga sore ini pihaknya belum menerima bantuan apapun baik dari pemkab maupun pihak terkait, karena transport ke subesi sedang lumpuh, sinyal susah dan bahkan hari ini kapal motor lebih memilih sandar karena khawatir.

“Harapanya kita dapat bantuan secepatnya, kami terisolasi, sinyal susah kami harus memilih posisi tertentu seperti saat sekarang ini baru bisa komunikasi, disini juga ada luka-luka, perobatan terbatas, untuk makan saja kami harus bergotong royong mencari bekal seadanya,”Harapnya penuh haru.

Keterangan lain yang disampaikanya ialah, perobatan yang didapat baru sebatas bekal seadanya dari bidan desa setempat itupun menglami kekurangan, begitu juga dengan makanan, mereka baru saja dapat bantuan dari desa setempat yakni kepala desa yang memberikan beberapa dus mie instan.

Penulis : Putra/Dendi

Komentar