Pedagang Menjerit Sejak Pindah Ke Lantai II Cendrawasih

Kabar Daerah, Metro203 Dilihat
Pedagang Menjerit Sejak Pindah Ke Lantai II Cendrawasih

Kota Metro (Metropolis.co.id) : Pedagang pasar Cendrawasih kota Metro keluhkan sepinya pembeli sejak pindah ke lantai II, hal itu ini juga diperparah dengan minimnya sarana dan prasarana hingga, Selasa (15/10/2019).

Salah seorang pedagang sepatu yang IW saat dijumpai awak media ini mengatakan, pihaknya merasa miris lantaran minimnya sarana dan prasarana seperti listrik yang hanya menyala pada malam hari sejak ia menetap di lantai II pasar cendrawasih.

“Tidak ada yang berubah justru makin miris, listrik memang ada namun hanya hidup dimalam hari. Sedangkan pedagang butuh listrik untuk siang hari, karena malam hari tidak ada pedagang yang buka,” keluhnya.

Ia menjelaskan ada perbedaan konsep awal yang terjadi pada hamparan itu, misal bagi pedagang bermodal besar bisa melakukan rehab hamparan menjadi tertutup seperti toko, namun bagi yang bermodal kecil ya hanya bisa ‘gigit jari’.

“Bingung mas, dengan keadaan seperti ini dibilang hamparan tapi banyak kok yang bangun, seperti kios pertokoan, kami yang enggak ada modal ya seadanya aja, lagian pengunjung atau pembeli juga sepi,” rintihnya.

Hal senada juga dikeluhkan seorang pedagang pakaian, IP yang mengeluhkan soal minimnya fasilitas seperti listrik, hingga eskalator yang tak berfungsi dengan semestinya.

“Ada eskalator di area pasar cendrawasih, tapi dari ditempati sampai sekarang gak pernah berfungsi. Gimana lah mas, kami pedagang kecil serba salah, dilokasi ini ada fasilitas listrik, tapi nyala kalau malam, padahal kami enggak dagang kalau malam. Jadi kami pasang listrik sendiri, terus tuh eskalator katanya kalau mau difungsikan, pedagang harus sumbangan untuk bayar listrik nya,” ujarnya, sembari kepala tertunduk lesu.

Berdasarkan pantauan metropolis.co.id , kios yang ada di lantai II pasar cendrawasih terlihat masih ada yang kosong, atau tidak ditempati oleh pedagang, diduga dikarenakan sepinya pengunjung atau pembeli, yang enggan datang. Anggaran pembangunan miliyaran rupiah yang berasal dari uang rakyat itu kini menuai keluhan.

Richard

Komentar