Bandel, Minta Kawal Ormas PT LIP Kembali Keruk Pasir Hitam GAK

Bandel, PT LIP Kembali Keruk Pasir Hitam GAK

Lampung Selatan, (Metropolis.co.id) : Mendengar kabar bahwa PT Lautan Indonesia Persada (LIP) akan beraktivitas kembali untuk menyedot pasir hitam krakatau membuat masyarakat dan ormas geram.

Pasalnya, informasi yang didapat untuk memuluskan penyedotan pasir, PT LIP diduga meminta pengawalan dengan salah satu ormas Pasukan Dadakan (Pasdak) Paku Banten Provinsi Lampung.

Menurut pengakuan Sigit salah satu Pasdak Paku Banten Provinsi Lampung mengatakan bahwa dirinya bersama rekan yang diketahui berjumlah 69 orang untuk mengawal KM Mehad 1 menuju lokasi penambangan pasir hitam disekitaran Gunung Anak Krakatau (GAK).

“Kami diperintahkan oleh Ayak yang beralamatkan dibelakang Samsat Bandar Lampung untuk mengawal kapal yang ada di Bakauheni, kami yang berjumlah 69 orang yang dikoordinir oleh Edi,” ujar Sigit kepada Forum Rakyat Lampung Selatan (Forlas) melalui telefon selulernya.

Sigit menjelaskan, kedatangan dirinya bersama rekannya dari Bandar Lampung menuju Bakauheni menggunakan travel.

“Sesampainya di Bakauheni kami ditinggal oleh Edi dengan alasan dirinya hendak membeli nasi buat kami, namun kami tunggu-tunggu hingga sore hari Edi tak kunjung datang,” jelasnya.

Kemudian lanjut Sigit, usai Maghrib sebagian dari kami berangsur naik ke Kapal Mehad 1 dan sebagian tidak naik karena kelaparan yang akhirnya memutuskan untuk pulang ke Bandar Lampung.

“Sesampainya kami diatas kapal, kami bingung karena pengumuman dari nahkoda kapal bahwa sudah dua bulan kapal tidak beroperasi karena tidak diberikan izin untuk beroperasi,” imbuhnya.

Dilain sisi kata Edi, Lalu, pihaknya bersama rekan yang sudah naik kebingungan dan tambah bingun lagi ketika kordinator yang mengajak tidak ijut keatas kapal, sehingga tidak ada yang bertanggungjawab terhadap kami disini.

Lalu, Akhirnya kami sadar ini tidak beres dan tidak baik bagi kami lalu saya minta kepada rekan-rekan untuk mundur karena kami tidak berani, kalau kita lanjutkan kita sama saja mendzolimi banyak orang.

“Akhirnya kami turun dari kapal dan dibawa kapal penarik tongkang untuk mendarat kelokasi awal dan kami akan melanjutkan pulang ke Bandar Lampung. Saya mewakili rekan-rekan saya semua, memohon maaf kepada seluruh masyarakat kedatangan kami tidak ada unsur apa-apa. Kami menyesal karena awalnya kami tidak tau kalau sebenarnya masalahnya ini tidak beres, jika kami tau dari awal kami tidak akan ikut kesini bang,” tutupnya.

Sementara itu, salah satu anggota Forlas mengucapkan tetima kasih atas klarifikasi dan keterangan anggota Pasdak Paku Banten Lampung yang berada dikapal Mehad 1 di Bakauheni.

Sebab kata dia, persoalan penambangan pasir hitam di Gunung Anak Krakatau jelas sangat merugikan masyarakat kedepannya. Apapun bentuknya kami tetap menolak dan tidak akan ada negosiasi.

“Kami akan berkordinasi dengan Ketua dan Forum untuk menyipaki hal tersebut. Apapun dalihnya dan siapapun yang mengawal jika akan menyedot pasir hitam krakatu akan berhadapan dengan kami (Masyarakat),” pungkasnya.

Dendi Hidayat

Komentar