Dukung Kelestarian Lingkungan, UIN Raden Intan Gelar Konferensi Internasional

Kabar Kampus263 Dilihat

Bandar Lampung, (Metropolis.co.id) – Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan menyelenggarakan Raden Intan International Conference on Environmental, Science, and Mathematics Education (RIIC-ESME 2023).

Kegiatan tersebut bertema Rethinking Environmental and STEM Education Curriculum for Coping VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) Era Through Advanced Learning Approached. Konferensi internasional ini digelar di Novotel Lampung, Senin-Rabu (4-6/12/2023).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor I, Wakil Rektor III, para Dekan dan Wakil Dekan, guru besar serta empat pemateri konferensi internasional.

Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof H Wan Jamaluddin dalam sambutannya mengatakan, bahwa di era saat ini, kelestarian lingkungan hidup menjadi isu global yang penting, pendidikan tinggi memainkan peran penting dalam membentuk pemimpin masa depan yang bertanggung jawab dan sadar lingkungan.

“Maka (dengan konteks tersebut) UIN Raden Intan Lampung dalam hal ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai model pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Dekan FTK UIN Raden Intam, Prof Hj Nirva Diana menyampaikan, RIIC-ESME terdiri dari 100 makalah setelah proses review dari total 140 makalah yang diterima.

“Tema yang diusung tersebut diharapkan akan mendorong para peneliti lingkungan hidup dan pendidikan STEM di seluruh dunia untuk berbagi dan menyebarkan temuan penelitian terbaru mereka,” kata Chair of Committee itu.

Ia melanjutkan, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesiapan pendidikan dalam menghadapi tantangan Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA), khususnya dalam konteks era pascapandemi Covid-19.

RIIC-ESME perdana ini menghadirkan pemateri di antaranya Ahmad Zaky El Islami dari Universitas Sultan Agung Tirtayasa Indonesia, Bawar Mohammed Faraj dari University of Halabja Iraq, Prasart Nuangchalerm dari Mahasarakham University Thailand, dan Prof Asep Bayu Dani Nandiyanto dari Universitas Pendidikan Indonesia.

NU Online

Komentar