Soal Potensi Pasang Air Laut, Ini Imbauan BPBD Lampung Selatan

Lampung Selatan342 Dilihat

Kalianda, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Lampung mengeluarkan surat himbauan mengenai Peringatan Dini Pasang Maksimum Air laut di sejumlah wilayah yang diperkiraan akan terjadi pada periode tanggal 26-31 Oktober 2022.

Wilayah pesisir tersebut diantaranya, pesisir Bandar Lampung, pesisir Tanggamus, pesisir Lampung Selatan, pesisir Pesawaran, dan pesisir Lampung Timur.

Sehingga, masyarakat pesisir dihimbau untuk waspada terhadap peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang berpotensi menyebabkan banjir pesisir di sejumlah wilayah tersebut.

Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya fase bulan baru pada tanggal 25 Oktober yang bersamaan dengan perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) pada tanggal 29 Oktober, yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut yang lebih signifikan.

Menindaklanjuti surat edaran dari Stasiun Maritim Lampung tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Dulkahar ikut mensosialisasikan kepada masyarakat melalui siaran Radio Dimensi Baru Radio Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.

Dulkahar mengatakan, kondisi pasang air laut maksimum ini secara umum dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta perikanan darat.

Ia menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari stasiun meteorologi maritim panjang Provinsi Lampung, maupun update informasi dari BPBD Lampung Selatan.

Kepala BPBD Lamsel juga menerangkan, selain peringatan dini pasang maksimum air laut, masyarakat juga dihimbau agar mewaspadai curah hujan yang tinggi yang terjadi belakangan ini.

“Waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini baik itu curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah antisipasi seperti gotong royong bersih-bersih saluran air, saluran yang mungkin mampet untuk mengurangi risiko banjir yang lebih besar,” terang Dulkahar saat menjadi narasumber pada acara Ruang Dialog Radio DBFM, Selasa (25/10/2022).

Ia menyebut, masyarakat bisa menjaga pola hidup bersih dengan tidak merusak alam. “Jagalah alam maka alam akan menjaga kita. Pola-pola pemikiran hidup seperti itu perlu senantiasa diterapkan,” ajaknya.

Diskominfo

Komentar